Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wilayah dan Perwilayahan

A. Wilayah
Luas wilayah Indonesia kurang lebih mencapai 5.180.053 km2 yang terdiri dari daratan seluas . 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3. 257. 483 km2. Wilayah daratan terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Aktivitas yang paling banyak ada di wilayah dataran rendah. Hal mi dikarenakan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dapat dilakukanpieh penduduk.
Sebelum mempelajari konsep wilayah, Anda tentu masih ingat bahwa salah satu pengertian geografi adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan mengkaji persamaan dan perbedaan fenomena permukaan bumi (geosfer) dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. 
Dalam pengertian tersebut tersirat bahwa dalam mempelajari gejala dan ketampakan si permukaan bumi. salah satu sudut pandang atau pendekatannya antara lain melalui analisis kewilayahan atau kompleks wilayah (regional complex approach). Hal tersebut berarti bahwa pola pengkajian ilmu geografi tidak akan pernah terlepas dari konsep wilayah atau region. Para ahli mengemukakan bahwa region merupakan objek formal geografi yang menjadi benang merah atau garis pembeda dengan ilmu-ilmu kebumian lainnya. 
Dalam kajian geografi, wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi memiliki karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu keseragaman atau homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayah - wilayah lain di daerah sekitartanya.
Karakteriatik khas dari suatu wilayah dapat berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi. demografi, dan sosial budaya. Pengertian wilayah juga diungkapkan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut.
  1. Creesey berpendapat wilayah (region) adalah keseluruhan dari lahan, air, udara, dan manusia dalam hubungan yang saling menguntungkan. Setiap region merupakan satu keutuhan (entity) yang batasnya jarang ditentukan secara tepat.
  2. R.E. Dickinson berpendapat wilayah adalah daerah tertentu yang terdapat sekelompok kondisi fisik yang telah memungkinkan terciptanya tipe-tipe ekonomi tertentu.
  3. W.I.G. Joerg berpendapat wilayah adalah suatu area yang mempunyai kondisi fisik yang sama/homogen.
  4. A.I. Herbertson berpendapat wilayah adalah suatu kesatuan yang kompleks serta tanah, air, udara, tumbuhan. hewan, dan manusia yang dipandang dari hubungan mereka yang khusus yang secara bersama-sama membentuk suatu ciri tertentu diatas pemukaanbumi.
  5. Fanneman berpendapat wilayah adalah area yang mempunyai karakteristik ketampakan . permukaan yang sama dan ketampakan ini sangat berbeda dengan ketampakan-ketampakan lain di daerah sekitarnya.
  6. Taylor berpendapat wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu satuan area di permukaan bumi yang dapat dibedakan dengan area lain melalui sifat-sifat seragam yang terlihat padanya. 
  7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana, Tata Ruang Wilayah Nasional. mengutarakan wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
  8. Platt berpendapat wilayah adalah suatu daerah yang keberadaannya dikenal berdasarkan keseragaman (homogenitas) umum, baik didasarkan pada keadaan lahan maupun keadaan penduduknya. Menurut P. Vidal de La Blache, wilayah adalah suatu tempat yang di dalamnya ditemukan banyak hal yang berbeda-beda, tetapi dalam bentuk buatan bergabung secara bersama-sama dan saling menyesuaikan untuk membentuk kebersamaan.

Tokoh geografi Withhlesay mengemukakan unit-unit sebuah wilayah (region) dapat dibentuk haI-hal berikut.
  1. Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.
  2. Multiple feature region, yaitu wilayah yang menunjukkan ketampakan majemuk, seperti gabungan antara jenis tanah dan tumbuhan, serta tumbuhan dan budaya bercocok tanam. 
  3. Region total atau compage terdiri dari banyak unsur atau gabungan antara unsur fisik dan manusianya. seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.

Bintarto mengemukakan bahwa wilayah dapat dilihat dari beberapa hal berikut.
  1. Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform. Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis meIingkar yang disebut nodal region.
  2. Generic region, adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya saja, sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Spesifik adalah klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang mempunyai ciri-ciri geografi khusus.
  3. Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistik deskriptif.

Wilayah sebagai suatu ruang di permukaan bumi secara umum meliputi bidang atau luasan secara tiga dimensi yang mencakup panjang, lebar, dan tinggi sampai batas atmosfer tertentu. Karakter yang khas danri suatu wilayah atau region dapat ditinjau dari aspek fisik alami dan sosial budaya. Oleh karena itu, wilayah merupakan suatu kompleksitas tertentu sebagai hasil dari interaksi dan interelasi berbagai macam unsur yang terdapat di dalamnya. Contoh wilayah yang ditinjau dari aspek fisik. antara lain wilayah pesisir, wilayah hutan hujan tropis, wilayah gurun, dan wilayah. pegunungan. Adapun wilayah ditinjau dari aspek sosial budaya meliputi wilayah Amerika Latin (Latin American Region), wilayah Amerika Anglo (Anglo American Region), wilayah perkotaan, dan wilayah perdesaan.
Pengertian wilayah dapat dibedakan dengan daerah, wilayah memiliki batas berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah cenderung memiliki batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan, seperti pembagian daerah waktu di lndonesia, provinsi, kabupaten. kota, kecamatan, dan desa atau kelurahan. 
Bagian wilayah secara horizontal atau lanskap, yaitu bentangan permukaan bumi (hanya memiliki dimensi panjang dan lebar) yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut
  1. Bentangan alam (natural lanskap) adalah bentangan permukaan bumi yang didominasi oleh unsur - unsur bersifat alami, seperti lereng gunung, lautan, gurun pasir, dan lembah. 
  2. Bentangan budaya (cultural landscape arman made landscape) adalah bentangan permukaan yang didominasi oleh unsur - unsur yang bersifat sosial budaya, seperti pusat perdagangan dan pemukiman penduduk.

Secara umum. wilayah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu wilayah formal dan wilayah fungsional. Berikut pengertian dari kedua macam wllayah tersebut.
1. WIlayah Formal (Formal Ragion)
  • Menurut T.J. Woofter, wilayah formal adalah daerah tertentu yang dl dalamnya tercipta homogonitas ekonomi dan sosial sebagai perwujudan kombinasi antara faktor lingkungan dan demografis.
  • Menurut R. S. Platt, wilayah formal adalah daerah tertentu yang keberadaannya dikenaI berdasarkan homogenitas umum, baik atas dasar karakteristik lahan maupun huniannya.

Dari beberapa pengertian tersebut wilayah formal yaitu wiilayah geografis yang seragam (homogen) berdasarkan kriteria tertentu dan dapat dibedakan dengan daerah tetangganya. Kriteria yang digunakan dalam pembagian wilayah formal berupa unsur fisik atau unsur sosial, seperti peta tanah, peta kepadatan penduduk, peta penggunaan lahan, dan Iain-Ialn.
a. Berikut contoh ketampakan areal fisik
  1. Gunung dan pegunungan. 
  2. Sungai, DAS, dan rawa. 
  3. Relief berbentuk antiklinal, siklinal, patahan, dan Iipatan. 

b. Berikut contoh katampakan area biotik. 
  • Hutan-hutan. 
  • Daerah pertanian dan perkebunan. 
  • Daerah sawah. tegal, dan ladang

c. Berikut contoh ketampakan are sosial. 
  • Kelompok RT. RW, dan kelurahan 
  • Golongan masyarakat desa dan masyarakat kota.

Berdasarkan kriteria di atas. contoh pembagian wilayah secara formal antara lain cebagai berikut.
a. Wilayah menurut kehususannya, klasifikasi wilayah ini merupakan daerah tunggal. Ciri-ciri geografis yang khusus. Wilayah demikian ini disebut specific region Contoh: 
  1. Wilayah Asia Tenggara, daerah ini merupakan daerah tunggal dan mempunyai ciriciri geografi yang khusus, seperti dalam hal lokasi, penduduk, adat istiadat, bahasa, . dan sebagainya. 
  2. Wilayah waktu Indonesia bagian Timur, daerah ini merupakan daerah tunggal dan mempunyai ciri khusus, yaitu yang lokasinya di indonesia bagian timur. 
  3. Wilayah daerah penangkapan udang laut di Indonesia mempunyai ciri khusus. Lokasinya sepanjang pantai hutan bakau atau laut yang pantainya tidak begitu dalam dan reliefnya bercelah-celah yang cocok untuk sarang udang.

b. Wilayah yang menekankan perbedaan kepada jenisnya, disebut generic region. Dalam hal ini fungsi wilayah kurang diperhatikan.
Contoh: Wiayah iklim, wilayah vegetasi wilayah fisiografi, wilayah pertanian, dan wilayah yang menghasilkan hasil bumi. Dalam hal ini yang ditekankan adalah jenis perwilayahan saja.
c. Wilayah berdasarkan keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu. Wilayah seperti ini disebut region uniform. 
Contoh: Wilayah pertanian, di mana terdapat keseragaman atau kesamaan antara petani dan daerah pertanian, kesamaan ini menjadi sifat yang dimiliki oleh elemen-elemen yang membentuk wilayah. 
Adanya perbedaan kondisi fisik antarwilayah menyebabkan terjadinya perbedaan perkembangan wilayah. Hubungan antartempat dan antarwilayah yang memungkinkan untuk terbentuknya Wilayah formal disebut asosiasi areal. Usaha pelestarian lingkungan hidup kaitannya pembangunan di perwilayahan formal adalah sebagai berikut.
  • Reboisasi hutan dan penghijauan desa. 
  • Lahan pertanian dan perkebunan jangan sampai kosong atau tidak ditanami. 
  • Daerah pegunungan pengolahan tanah dengan sistem terasering. 
  • Pelestarian hutan, contour plowing dan strip cropping, serta relief pegunungan tetap harus terjaga.
  • Sungai, DAS, dan rawa jangan sampai kering. 
  • Daerah tegal dan ladang perlu ditanami. 
  • Masyarakat disadarkan pentingnya kebersihan dan memelihara lingkungan hidup.

2. Wilayah Fungsional (Nodal Region) 
Wilayah fungsional yaitu wilayah geografik yang memperhatikan suatu hubungan fungsional antar wilayah formal yang interdependensi dan batas wiiayah tersebut terkontrol oleh sebuah titik pusat. Untuk itu, wilayah fungsional di samping menekankan pada ide heterogenitas, juga menekankan pada ide sentralitas. 
Contoh: wilayah desa dengan wilayah kota mempunyai hubungan yang saling ketergantungan, desa berfungsi memasok bahan baku ke kota, sedangkan kota berfungsi sebagai pusat melayani kebutuhan berupa hasil industri ke penduduk desa.
Dalam banyak hal wilayah diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan dengan garis melingkar. Wilayah seperti ini disebut nodal region. Contoh wilayah nodal region adalah metropolitan yaitu Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya. Di kota ini terdapat beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan oleh jaring-jaring jalan. Usaha pelestarian Iingkungan hidup, kaitannya pembangunan di perwilayahan fungsionai di kota-kota dilaksanakan sebagai berikut.
  • lntensifikasi tanaman ialur hijau di kota-kota. 
  • Tanah-tanah kosong di sekitar jalan raya lebih baik untuk taman kota daripada untuk PKL.
  • Saluran air di kota dibuat sesuai kebutuhan sehingga di musim hujan mengalir lancar.
  • Diperbanyak tempat pembuangan sampah dan WC umum. 
  • Setiap rumah membuat resapan sumur dan menanam pohon peneduh. 
  • Perlu publikasi lebih intensif dalam rangka kebersihan dan pemeliharaan lingkungan hidup.

Wilayah secara khusus dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan Karakteristik yang dimilikinya. Pada perbedaan alamiah, wilayah dibagi berdasarkan sebagai berikut.
  • Variasi iklim, antara lain wilayah tropik, subtropik, sedang, dan kutub. 
  • Tinggi rendahnya permukaan bumi, antara lain wilayah dataran rendah dan dataran tinggi.

Wilayah secara khusus juga dibagi menjadi tiga aspek, yaitu wilayah berdasarkan hierarki, dan wilayah berdasarkan  kategori. Penjelasan dari masing - masing wilayah tersebut adalah sebagai berikut. 
a. Wilayah Berdasarkan Tipe
  • Wilayah berdasarkan ide homogenitas, konsep ini bertitik tolak pada ide homogenitas yaitu kesamaan atau keseragaman. Wilayah ini terbentuk karena adanya kesamaan ketampakan, misalnya iklim, vegetasi, dan bentuk lahan.
  • Wilayah berdasarkan ide heterogenitas, konsep ini berdasarkan adanya suatu pola keragaman heterogenitas dalam satu wilayah tertentu. Dalam ide ini tecermin pola interdependensi dan pola interaksi antara subsistem utama ekosistem dan subsistem utama sosial sistem. Penekanan utamanya menyangkut segi-segi kegiatan manusia (man's activities). Dalam ide ini tecermin pola unity in diversity dengan berbagai gejala dalam batas-batas tertentu tercipta kesatuan hubungan dan pola ketergantungan. Wilayah ini disebut dengan wilayah fungsional atau nodal.

b. Wilayah Berdasarkan Hierarki 
Hierarki wilayah dapat didasarkan pada berbagai segi, misalnya ditinjau dari segi ukuran, bentuk, fungsi, atau gabungan dari berbagai unsur tersebut. Passarge mengemukakan tentang hierarki wilayah dengan urutan gegend, Iandschaftsteil, Iandschaft, landsteil, dan land.
Keterangan:
  • A : gegend - rank of the 1st order : satuan wilayah terkecii
  • B : Iandschaftsteil - rank of the 2nd order : gabungan beberapa gegend
  • C : Iandschaft - rank of the 3rd order : gabungan beberapa landschaftsteil 
  • D :Iandsteil - rank of the 4th order: gabungan beberapa Iandschaft
  • E : Iand - rank of the 5th order: gabungan beberapa landsteil

3. Wilayah Berdasarkan Kategori 
Wilayah berdesakan kategorinya memiliki realisasi bermacam - macam. Penggolongan yang umum digunakan sebagai berikut: 
  • Wilayah berdimensi tunggal (single topic region), yaitu wilayah yang keberadaannya didasarkan atas satu topik. Jika dibandingkan dengan pembentukan wilayah berdasarkan pembagian menurut tipenya, jenis wilayah seperti ini dapat merupakan wilayah formal ataupun wilayah fungsional. Contoh: delimitasi wilayah atas curah hujan. 
  • Wilayah berdimensi gabungan (combined topic region), dasarnya hampir sama dengan jenis wilayah berdimensi tunggal, tetapi mempunyai perbedaan hakiki di antara keduanya. Wilayah yang dibentuk sebagai realisasi gabungan beberapa peubah atau topik ini, tentu saja berbeda dengan wilayah yang hanya mendasarkan pada satu dimensi atau peubah saia. Peubah-peubah yang diikutsertakan di dalam wilayah gabungan ini lebih dari satu jenis sehingga mempunyai cakupan analisis yang lebih rinci. Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa suatu wilayah yang dihasilkan dari deliniasi atau demarkasi atau pembatasan atas tingkatan pendapatan penduduk (pendapatan per kapita) saja akan menghasilkan wilayah dengan satu dimensi saja (single topic region) sedangkan pembagian atau deliniasi regional yang mendasarkan pada gabungan dari beberapa dimensi atau peubah, seperti pendapatan, tingkat konsumsi per kapita, aset, dan sebagainya akan memberikan kriteria wiiayah-wilayah yang secara ekonomi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan kombinasi yang mungkin diperoleh dari karaktenstik-karakteristik yang dimasukkan sebagai topik tersebut, dengan tujuan analisis utama misalnya status ekonomi masyarakat. Wilayah jenis yang terakhir tersebut dapat digolongkan sebagai wilayah berdimensi gabungan (combined topic region).
  • Wilayah berdimensi banyak (multiple topic region), adalah suatu wilayah yang keberadaannya didasarkan atas beberapa dimensi yang berbeda untuk tujuan yang lebih luas. Contoh: delimitasi daerah pertanian, data yang diperlukan adalah iklim, keadaan tanah, geomorfologi, dan lainnya yang dianggap penting.
  • Wilayah total (total region), yaitu wilayah yang dalam pembatasannya didasarkan atas semua unsur wilayah. Regionalisasi bersifat klasik dengan kesatuan politik sebagai dasar.
  • Compage, yaitu wilayah yang didasarkan atas dominannya aktivitas manusia sebagai dasar pembatas. Compage merupakan wilayah yang bukan terdiri dari banyak atau sedikitnya variabel atau topik yang menjadi pertimbangan utama, melainkan menonjolnya kegiatan manusia. Dengan demikian, penonjolan kegiatan manusia di suatu tempat menjadi dasar untuk deliniasinya. Orientasi tidak lagi menitikberatkan pada physical settingnya, tetapi bobot dari kegiatan manusia ditinjau dari kepentingan lokal ataupun nasional. Hal terakhir ini tentu saja tidak terlepas dari usaha melestarikan dan mengembangkan sumber daya lingkungan.

4. Wilayah Administrasi atau Perencanaan (planning region)
Di samping wilayah-wilayah homogen dan nodal, menurut tipenya wilayah dapat digolongkan dalam wilayah administrasi atau Wilayah perencanaan. Pembagian menurut kategori tersebut dianggap penting jika kita berkaitan dengan persoalan kebijaksanaan dan perencanaan wilayah.
Pada dasamya, wilayah administrasi atau wilayah perencanaan adalah wilayah yang menjadi ajang penerapan keputusan-keputusan ekonomi. Region ini umumnya dibatasi oleh kenyataan bahwa unit wilayahnya berada di dalam kesatuan kebijakan atau administrasi, contohnya wilayah yang tergolong dalam kategori provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan sebagainya. Dapat juga pembagian dilakukan menurut kritetia region yang karena sifat alaminya harus direncanakan secara bersama atau serentak, seperti wilayah DAS (daerah aliran sungai).
Walaupun wilayah perencanaan sifatnya tertentu (tetap), adakalanya pembagian pembatasannya dianggap kurang baik jika tidak selaras dengan pembatasan ekonomi alamiah. Wilayah administrasi sering dianggap sebagai wilayah yang menguntungkan demarkasinya jika dikaitkan dengan kebutuhan data untuk pengambilan keputusan yang dikehendaki dalam perencanaan.