Karakteristik Lapisan Bumi dan Pergeseran Benua
Jika Anda mendengar peristiwa letusan gunung berapi, Anda tentunya berpikiran bahwa gunung berapi tersebut mengeluarkan cairan panas yaitu lava. Lava yang keluar dari permukaan gunung berapi ini menandakan bahwa dalam gunung berapi tersebut terdapat cairan panas yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan. Lalu, bagaimana dengan lapisan yang ada di dalam bumi yang kita pijak? Sama-sama mengandung cairan panaskah? Bumi yang kita pijak terdiri dari berbagai lapisan. Salah satu lapisan yang ada di permukaan bumi dinamakan litosfer, tempat kita berpijak.
Permukaan bumi ini terdiri dari daratan dan perairan. Jlka daratan dinamakan benua. perairan yang Iuas dinamakan samudra. Pernahkah Anda berpikiran bahwa, benua tempat kita berpijak ini keadaannya bergerak? Dari pergerakan itu, adakah kemungkinan benua tempat kita tinggal posisinya menjauh dari posisi semula? Mengapa demikian? Berikut kita akan mempelajarinya.
1. Karakterlstik Lapisan Bumi.
Pada dasarnya planet bumi mempunyai beberapa lapisan (dari permukaan sampai ke dalam) yaitu sebagai berikut.
- Litosfer (Lapisan Batuan Pembentuk Kulit Bumi atau Crust). Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama-kelamaan secara berangsur-angsur bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar bumi membeku membentuk lapisan kerak bumi yang disebut litosfer. Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran antarmineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. lnduk batuan pembentuk Iitosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
- Astenosfer (Lapisan Selubung atau Mantle), Astenosfer yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair, kental, dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000°C, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas bersuhu tinggi.
- Barisfer (Lapisan lnti Bumi atau Core), Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan nife (niccolum atau nikel dan ferrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan menjadi dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam.
- lnti Bumi Bagian Luar lnti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2.250 km dan kedalaman antara 2900-4380 km. Inti bumi bagian luar terdiri dari besi dan nikel cair dengan suhu 3.900°C.
- Inti Bumi Bagian Dalam lnti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. Kulit bumi mempunyai tebal 1.200 km dan berdiameter 2. 600 km. Inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4.800°C.
2. Pergerakan Benua
Sejak masa kelahirannya bentuk muka bumi tidaklah permanen, tetapi secara terus - menerus mengalami perubahan. Perubahan atau perkembangan muka bumi banyak diungkap dalam teori pergerakan benua. Beberapa teori mengenai pergerakan benua antara lain sebagai berikut.
a. Teori Pengapungan Benua
Dalam teori pengapungan benua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener dijelaskan bahwa sekitar 200 juta tahun yang lalu, di bumi baru ada satu benua dan samudra yang luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang lalu benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur jebakan minyak bumi di sekitar laut-Iaut di kawasan Timur Tengah.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1-10 cm per tahun. Dalam sejarah perkembangan planet bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, subbenua India, Australia, dan Antartika.
Teori pengapungan benua didukung oleh bukti-bukti berikut.
- Pantai di bagian timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika terlihat memiliki potongan yang cocok satu sama lain.
- Batuan yang terdapat di Amerika Selatan dan di Afrika memiliki jenis dan umur batuan yang sama.
- Struktur batuan induk ditepi Lautan Atlantik di Afrika, Amerika Utara, dan Eropa memiliki potongan dengan bentuk yang cocok satu sama lain.
- Adanya bukti paleontologi yang dijumpai di benua-benua bagian selatan merupakan bukti yang kuat yaitu berupa fosil bibit tanaman glossopteris yang ditemukan di daratan Amerika Selatan, Afrika Selatan, India, dan Australia. Di mana selama hidupnya tumbuhan ini hanya tumbuh di daratan dan mempunyai diameter batang bebetapa milimeter. Jadi, terlalu besar untuk bermigrasi menyeberangi Samudra Atlantik dengan cara diembus angin.
- Pegunungan dengan arah timur-barat di Tanjung Harapan pinggir pantai dan di dekat Buines Aires, Argentina ditemukan struktur yang sama baik umur maupun corak deformasinya. Ketampakan Iain yang cukup berarti untuk mendukung teori ini, yaitu tipe-tipe batuan, meliputi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf juga dijumpai di daerah tersebut.
Dalam teori ini juga dikemukakan beberapa analisis antara lain sebagai berikut.
- Adanya formasi geologi yang sama antara pantai timur Benua Amerika dan pantai barat Eropa serta Afrika. Hal ini membuktikan bahwa formasi geologi di pantai barat Afrika sama dengan pantai timur Amerika.
- Adanya pergerakan Pulau Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter genap tahun. Pulau Madagaskar menjauhi Afrika Selatan sejauh 9 meter per tahun.
b. Teori Ed Sues:
Adanya persamaan formasi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika disebabkan oleh pernah bersatunya daratan. Daratan yang menyatu ini disebut Benua Gondwana. Benua ini sekarang yang tertinggal hanya sisa-sisa karena yang lain sudah ditutupi oleh laut.
c. Teori Kontraksi
Menurut teori kontraksi bahwa bumi kita susut dan mengerut karena pendinginan sehingga terjadi lembah-iembah. Teori ini dikemukakan oleh Descartes.
d. Teori Peneliti Amerika
Penelitian ini bertujuan membuktikan teori Wegener. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kutub selatan 200 juta tahun yang lalu terletak di dekat khatulistiwa. Seharusnya pada zaman tersebut di kutub selatan terdapat hewan dan tumbuhan, kemudian di daerah. dapat ditemukan fosil tulang rahang dari hewan amfibi air tawar purba tepatnya di Amerika Selatan dan Utara. Hal ini membuktikan bahwa teori pengapungan benua mendekati kebenaran.
e. Teori Lempeng Tektonik
Muncul pada tahun 1960-an yang merupakan lanjutan dari teori pengapungan benua. Dalam teori ini dijelaskan bahwa permukaan bumi terbentuk oleh kerak benua dan kerak samudra serta lapisan batuan teratas dari mantel bumi. Semua lapisan ini disebut litosfer. Lapisan litosfer dibagi menjadi Iempeng-tempeng tektonik. Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng yang lebih kecil. Lempeng-Iempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak dan saling menjauh serta bertemu di batas batas lempeng.
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudra umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Adanya pergerakan-pergerakan lempeng ini mengakibatkan terbentuknya permukaan bumi seperti sekarang.
Sampai saat ini, benua bergerak dan bergeser beberapa sentimeter setiap tahun. Sebagai contoh, India bergeser ke utara sejauh 25 mm setiap tahun. Akibat pergeseran tersebut, sekitar 55 juta tahun yang lalu India bertumbukan dengan Benua Asia.
Adanya pergerakan lempeng tektonik dapat menimbulkan bentukan - bentukan di permukaan bumi yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Kemungkinan kekuatan pergerakan antardua lempeng bisa sama-sama kuat, sama-sama lemah, dan yang satu kuat sedangkan yang lain lemah. Daerah tempat lempeng-lempeng itu bertemu disebut batas lempeng. Pada batas lempeng, kita dapat mengetahui cara bergerak lempeng-lempeng tersebut. Lempeng bisa saling menjauh, saling bertumbukan, atau saling menggeser ke samping. Batas-batas lempeng tektonik ditandai dengan adanya benmkan-bentukan alam akibat adanya aktivitas lempeng itu sendiri. Batas lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu batas divergen, batas konvergen, dan batas sesar mendatar.
a. Batas Divergen
Padi batas-batas di mana antar lempeng saling menjauh (divergen) sehingga? Lempeng yang berbatasan saling menjauh, akan terbentuk material-rnaterial baru yang berasal dari arus konveksi mantel di bawah lempeng. Material-material baru tersebut membentuk punggung tengah samudra (mid oceanic ridge) yang berupa pegunungan di dasar laut. Sebagai contoh, Mid Atlantic Ridge yang membatasi lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Nasca.
Pada batas-batas di mana antar lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena sebagai berikut.
- Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa dan hamparan leleran lava yang encer.
- Renggangnya lempeng.
- Aktivitas gempa di dasar laut dan sekitarnya.
- Pembentukan tanggul dasar samudra di sepanjang tempat perenggangan lempeng.
b. Batas Konvergen
Batas konvergen merupakan batas di mana terjadi dua lempeng yang bergerak saling mendekati sehingga terjadi tumbukan.
Di daerah pertemuan dua lempeng terjadi beberapa fenomena sebagai berikut.
- Hancurnya lempeng karena pergesekan lempeng.
- Adanya aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi.
- Terbentuknya palung laut di tempat tumbukan tersebut.
- Pembengkakan tepi lempeng benua merupakan deretan pegunungan.
- Merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam.
- Lempeng dasar samudra menunjam ke bawah lempeng benua.
Batas sesar mendatar terjadi karena adanya pergeseran dari dua lempeng dengan arah yang berlawanan. Pergeseran ini tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi. tetapi di sepanjang daerah tersebut ditandai dengan adanya keretakan. Pada batas ini sering terjadi kerusakan hebat berhubungan dengan kegiatan gempa sebab fokus gempa yang terjadi relatif dangkal (lebih kecil dari 60 m). Contoh zona sesar mendatar ini adalah patahan San Andreas di Amerika Barat, sesar Sumatra, dan sesar Sorong di Papua.