Penilaian Beracuan Kelompok Atau Norma Dalam Assesmen Pembelajaran
PENDAHULUAN
Evaluasi ialah merupakan aktivitas yang meliputi pengumpulan bukti-bukti yang kemudian dijadikah dasar dalam pengambilan keputusan perihal keberhasilan siswa mengikuti pelajaran. Agar pengambilan keputusan tidak merupakan perbuatan yang subyektif, maka dibutuhkan patokan tertentu. Kriteria tersebut berfungsi sebagai ukuran, apakah seseorang telah memenuhi persyaratan untuk digolongkan sebagai siswa yang berhasil, pandai, baik, naik kelas, lulus atau tidak. Kriteria penilaian itu disebut dengan istilah “Standar Penilaian”. Standar penilaian yang dimaksud dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Standar penilaian yang relatif (penilaian pola norma) dan standar penilaian yang mutlak (penilaian pola patokan).
Sebelum kita membahas apa yang disebut dengan penilaian pola norma, ada baiknya kita membahas antara skor dan nilai. Skor berbeda dengan nilai, yang dimaksud dengan skor ialah hasil pekerjaan menyekor (memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka- angka bagi setiap butir item yang oleh testee telah dijawab dengan benar, dengan memperhatikan bobot tanggapan betulnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai ialah angka atau karakter yang merupakan hasil ubah dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta diubahsuaikan pengaturannya dengan standar tertentu. Itulah sebabnya mengapa nilai disebut dengan skor standar (standard score).
Dari uraian di atas menjadi sangat penting untuk memahami PAN, kerena jelaslah untuk hingga kepada nilai, maka skor-skor hasil tes yang pada hakikatnya masih merupakan skor-skor mentah itu perlu diolah lebih dahulu sehingga sanggup diubah (dikonversi) menjadi skor yang baku atau standar. Dalam pengolahan dan mengubah skor mentah menjadi nilai itu ada dua cara yang sanggup ditempuh, yaitu: Mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium. Cara ini sering dikenal dengan Norm Reverenced Evaluation atau Penilaian Acuan Norma (PAN) atau Penilaian Acuan Kelompok (PAK).
PEMBAHASAN
- Pengertian
Penilaian Acuan Norma (PAN) ialah penilaian yang membandingkan hasil mencar ilmu siswa/mahasiswa terhadap hasil dalam kelompoknya. Tujuan penggunaan tes pola norma biasanya lebih umum dan komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan kiprah mencar ilmu yang besar. Tes pola norma dimaksudkan untuk mengetahui status penerima tes dalam hubungannya dengan performans kelompok penerima yang lain yang telah mengikuti tes.[1]
Penilaian Acuan Norma (PAN) ialah nilai sekelompok penerima didik dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya sumbangan nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu. PAN sanggup juga diartikan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Makara dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas/kelompok dipakai sebagai dasar penilaian. Dapat disimpulkan bahwa PAN ialah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok tersebut.[2]
Penilaian pola norma memungkinkan penafsiran prestasi siswa dikaitkan dengan prestasi siswa lain yang juga menempuh tes yang sarna. Satu cara sederhana untuk memakai penafsiran penilaian yang beracuan norma ialah menciptakan rangking skor dari skor tinggi ke skor yang rendah dan memilih dimanakah skor individu berada.[3]
Dapat pemakalah simpulkan penilaian pola norma ialah untuk meningkatkan prestasi atau rengking di dalam kelompok tersebut dan ketika rangking sudah ditentukan belum tentu rangking itu sama dengan rangking di sekolah lain atau di negara lain.
Menurut Phillip ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan apabila guru memakai dasar penilaian hasil mencar ilmu siswa yang beracuan norma. Adapun faktor tersebut di antaranya adalah: (1) sampel, (2) administrasi, (3) bersifat mewakili, (4) bersifat temporer, (5) mempunyai petunjuk / presentation, (6) bisa dibandingkan/comparability.
Sampel yang dipergunakan untuk menyusun norma harus meliputi jumlah kasus yang besar. Biasanya semakin banyak sampel akan semakin sanggup mewakili populasinya.
Penialian beracuan kelompok ini berdasarkan pada perkiraan sebagai berikut :[4]
· Bahwa setiap populasi penerima didik yang sifatnya heterogen, akan selalu didapati kelompok, baik, sedang, dan keleompok kurang, yang distribusinya membentuk kurva normal dan kurva simetrik. Asumsi pertama ini mengandung makna bahwa pada setiap aktivitas pengukuran dan penilaian hasil belejar penerima didik, sebagian besar dari penerima didik tersebut nilai-nilai mencar ilmu terkonsentrasi atau memusat disekitar nilai pertengahan (nilai rata-rata), dan hanya sebagian kecil saja yang nilainya sangat tinggi atau sangat rendah. Kurang. Sedang. Baik.
· Bahwa tujuan penilaian hasil mencar ilmu ialah untuk memilih posisi relatif daripada penerima tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang penerima tes posisi relatifnya berada di atas, di tengah, ataukah di bawah. Pada pendekatan pola norma standar performan yang dipakai bersifat relatif. Artinya tingkat performan seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi relatif dalam kelompoknya; Tinggi rendahnya performan seorang siswa sangat bergantung pada kondisi performan kelompoknya.
· Dianggap tidak adil, lantaran bagi mereka yang berada di kelas yang mempunyai sekor yang tinggi, harus berusaha mendapat sekor yang lebih tinggi untuk mendapat nilai A atau B. Situasi ibarat ini menjadi baik bagi motivasi beberapa siswa.
· Standar relatif menciptakan terjadinya persaingan yang kurang sehat diantara para siswa, lantaran pada ketika seorang atau sekelompok siswa mendapat nilai A akan mengurangi kesempatan pada yang lain untuk mendapatkannya.
· Contoh :
· Satu kelompok penerima tes terdiri dari 9 orang mendapat skor mentah:
· 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, 30
· Dengan memakai pendekatan PAN, maka penerima tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, contohnya 10, sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
- Ciri- ciri Penilaian Acuan Normatif ( PAN )
Ø Penilaian Acuan Normatif dipakai untuk memilih status setiap penerima didik terhadap kemampuan penerima didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif dipakai apabila kita ingin mengetahui kemampuan penerima didik di dalam komunitasnya ibarat di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
Ø Penilaian Acuan Normatif memakai kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu berubah-ubah diubahsuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
Ø Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa perihal bahan pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan penerima didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
Ø Penilaian Acuan Normatif mempunyai kecendrungan untuk memakai rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa hingga dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
Ø Penilaian Acuan Normatif memperlihatkan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.
- Prosedur Penyusunannya
Langkah-langkah penilaian hasil mencar ilmu dalam penilaian beracuan norma yaitu :[5]
a. Menyusun planning penilaian hasil belajar
b. Menghimpun data
c. Melakukan verifikasi data
d. Mengolah dan menganalisis data
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
f. Tindak lanjut hasil evaluasi.
PENUTUP
Upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran pendidikan salah satunya sanggup ditempuh melalui peningkatan kualitas system penilaian. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk memilih seni manajemen mengajar yang sempurna dan memotivasi siwa untuk mencar ilmu lebih giat. Penilaian dalam pendidikan dilihat dari perencanaan dan penafsiran hasil tes dibedakan menjadi penilaian pola norma (PAN). Penilaian dengan memakai PAN berasumsi bahwa kemampuan setiap siswa sanggup digambarkan berdasarkan distribusi normal. Penilaian pola norma menekankan perbedaan di antara penerima tes dari segi tingkat pencapaian mencar ilmu secara relatif. Penilaian pola patokan menekankan klarifikasi perihal apa sikap yang sanggup dan yang tidak sanggup dilakukan oleh setiap penerima tes.
Penilaian pola norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu gampang dan terlalu sulit. Penilaian pola patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan sikap yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
Daftar Pustaka
Nurkancana, Wayan. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional, 1990.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Sukardi, H. M. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Oprasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.