Setelah Berhasil Langkahi Apple, Apa Langkah Huawei Selanjutnya?
Dunia per-gadget-an dihebohkan dengan kabar yang beredar mengenai Huawei beberapa hari yang lalu. Menurut riset terbaru Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari International Data Corporation (IDC), perusahaan dengan logo bunga merah tersebut telah menduduki ranking kedua di pasar smartphone global dengan market share sebesar 15,8 persen. Hal ini membuatnya untuk kali pertama mengalahkan Apple dengan selisih 3,7 persen di seluruh kuartal ini.
Pada laporan tersebut, Ryan Reith, Program Vice President IDC Worldwide Mobile Device Trackers, menyampaikan bahwa pertumbuhan yang dicapai oleh Huawei sangat mengesankan. Apalagi, perusahaan Tiongkok tersebut memasuki pasar di mana mereka sebelumnya belum terlalu dikenal. Hal yang dikatakan oleh Ryan tersebut bukan hanya isapan jempol saja. Di luar negeri asalnya, smartphone buatan Huawei memang tidak terlalu populer. Apalagi di Indonesia, mungkin orang-orang lebih mengenal Huawei sebagai produsen modem dibandingkan dengan smartphone. Namun di tahun 2018 ini perkembangan Huawei sangat signifikan.
Bukan tanpa usaha Huawei bisa melangkahi Apple di kuartal kedua 2018 ini. Ada beberapa resep keberhasilan yang diterapkan oleh perusahaan yang bermarkas di Shenzen tersebut. Salah satunya ialah konsistensi dalam berinovasi. Hal ini sanggup diwujudkan dengan investasi yang besar di bidang riset dan pengembangan. Di Huawei, lebih dari 10 persen revenue diinvestasikan pada R&D setiap tahun. Menurut laporan tahunan 2017, ada sekitar 80 ribu staf Huawei yang bekerja di R&D, mencapai 45 persen dari total seluruh karyawan. Sedangkan berdasarkan laporan 2017 EU Industrial R&D Investment Scoreboard dari Komisi Eropa, Huawei duduk di ranking 6 terkait investasi di R&D, bersanding di antara seluruh raksasa teknologi dunia.
Pada laporan tersebut, Ryan Reith, Program Vice President IDC Worldwide Mobile Device Trackers, menyampaikan bahwa pertumbuhan yang dicapai oleh Huawei sangat mengesankan. Apalagi, perusahaan Tiongkok tersebut memasuki pasar di mana mereka sebelumnya belum terlalu dikenal. Hal yang dikatakan oleh Ryan tersebut bukan hanya isapan jempol saja. Di luar negeri asalnya, smartphone buatan Huawei memang tidak terlalu populer. Apalagi di Indonesia, mungkin orang-orang lebih mengenal Huawei sebagai produsen modem dibandingkan dengan smartphone. Namun di tahun 2018 ini perkembangan Huawei sangat signifikan.
Bukan tanpa usaha Huawei bisa melangkahi Apple di kuartal kedua 2018 ini. Ada beberapa resep keberhasilan yang diterapkan oleh perusahaan yang bermarkas di Shenzen tersebut. Salah satunya ialah konsistensi dalam berinovasi. Hal ini sanggup diwujudkan dengan investasi yang besar di bidang riset dan pengembangan. Di Huawei, lebih dari 10 persen revenue diinvestasikan pada R&D setiap tahun. Menurut laporan tahunan 2017, ada sekitar 80 ribu staf Huawei yang bekerja di R&D, mencapai 45 persen dari total seluruh karyawan. Sedangkan berdasarkan laporan 2017 EU Industrial R&D Investment Scoreboard dari Komisi Eropa, Huawei duduk di ranking 6 terkait investasi di R&D, bersanding di antara seluruh raksasa teknologi dunia.
Setelah berhasil langkahi Apple secara global, kira-kira apa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Huawei? Di Indonesia sendiri, Huawei belum menjadi merek smartphone yang terkenal di masyarakat. Samsung dan Apple masih menjadi favorit untuk kelas atas, sedangkan Asus dan Xiaomi masih menjadi idola para kelas menengah ngehek. Berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 55 juta orang, dan akan tumbuh menjadi 100 juta orang pada tahun 2018 ini. Dengan jumlah tersebut, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia, sehabis Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Samsung bertahan menjadi kampiun di klasmen penjualan smartphone global berkat larisnya produk mereka di Amerika Serikat dan Eropa, sedangkan Apple sendiri mempunyai die hard fans di banyak sekali penggalan dunia yang menciptakan mereka bertahan di peringkat kedua sebelum disalip oleh Huawei. Xiaomi dan Oppo bisa masuk ke lima besar dikarenakan pengguna setia mereka yang ramai di India dan Indonesia. Bagaimana dengan Huawei sendiri? Setelah menjadi jawara di negeri tirai bambu, tentunya mereka harus memutar otak untuk melaksanakan perluasan besar-besaran di luar Tiongok untuk sanggup mempertahankan atau bahkan naik ranking di klasmen tersebut. Jika melirik pada laporan e-Marketer sebelumnya, penulis beropini Huawei sanggup mempertahankan, bahkan menyusul Samsung dalam perebutan daerah pertama asalkan bisa bersaing di pasar Indonesia.
Jika ingin berhasil merebut hati para pengguna di Indonesia, apa saja sih yang harus dilakukan oleh Huawei?
- Aggresive on marketing. Keberhasilan Samsung, Oppo, dan Vivo yang selalu bertengger di lima besar pasar smartphone Indonesia tidak lepas dari taktik marketing mereka yang cukup agresif. Baik langkah ATL, BTL, sampai ramai di dunia digital mereka lakukan demi bisa menarik perhatian para calon pembeli. Huawei mungkin bisa menerapkan hal serupa jikalau mereka ingin lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia.
- Bring on all the best product. Pasar Indonesia tidak hanya terpaku pada satu kelas saja. Meskipun kelas menengah biasanya akan lebih ramai jikalau dibandingkan dengan kelas pemula, apalagi kelas atas, namun bukan berarti Huawei harus "terjebak" bermain di pasar tersebut. Peluncuran P20 Pro menjadi kerikil lompatan yang anggun berdasarkan penulis, lantaran menunjukan bahwa mereka mengganggap pasar Indonesia penting dan serius untuk ditaklukan. Dilanjutkan dengan Nova 3i yang belum usang ini diluncurkan, tentunya untuk memuaskan dahaga para kelas menengah ngehek yang selama ini di-php-in oleh smartphone ghoib. Bagaimana dengan kelas pemula? Mungkin mereka bisa meluncurkan satu atau dua produk sebagai suplemen portofolio.
- Keep your aftersales good. Salah satu kunci dari mempertahankan kepuasan pelanggan ialah dengan menjaga layanan purna jual. Kita tahu bahwa Samsung masih menjadi pemimpin di segmen ini. Tidak hanya pelayanan dari staf mereka yang anggun ketika menangani dilema konsumen, tapi juga keberadaan service center yang gampang ditemukan. Ada slentingan jokes yang menyampaikan bahwa service center Samsung itu layaknya kantor kecamatan, di tiap kecamatan di DKI Jakarta niscaya ada. Langkah ini perlu diikuti oleh Huawei sepertinya. Tidak perlu tiap kecamatan ada sih, namun kalau bisa service center-nya menyebar ke seluruh (minimal) ibukota provinsi yang ada di Indonesia. Tentunya dibarengi dengan pelayanan dari staf yang anggun ya.
- Should it be cheap? No. Harga murah bukan satu-satunya faktor yang menghipnotis orang untuk membeli smartphone di Indonesia (kecuali kalian fans merek oranye, hehehe). Tidak percaya? Lihat saja antrean yang mengular ketika Samsung melaksanakan penjualan perdana Samsung Galaxy S9 ataupun langkanya persediaan Asus Zenfone 5 ketika ini. Produk dengan teknologi terbaik, fitur berlimpah, serta build quality yang anggun akan lebih diminati oleh para calon pembeli. Setelah itu, mereka akan melihat merek dari produk tersebut. Maka dari itu, tiga poin yang sudah disebutkan sebelumnya menjadi penting untuk Huawei. Namun bukan berarti mereka bisa menetapkan harga jual seenak jidat ya. Ingat, menetapkan harga yang rasional, sesuai dengan price to perfomance ratio yang pas.
Jika empat poin di atas sanggup dilakukan oleh Huawei di Indonesia, penulis memprediksi produsen mifi paling terkenal ini bisa menjadi market leader di pasar smartphone nasional. Memang sih butuh proses yang panjang, lantaran menaikkan angka penjualan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh usaha untuk sanggup menghadapi tantangan yang selalu dihadirkan oleh para kompetitor maupun konsumen itu sendiri.
Tidak lupa, Huawei juga perlu merangkul para pemasar dunia maya. YouTubers, bloggers, influencers, ataupun key opinion leader lainnya sanggup menghipnotis evaluasi masyarakat terhadap sebuah merek, tidak terkecuali smartphone. Semakin sering produk Huawei dibahas ataupun dipakai oleh para key opinion leaders tersebut, semakin besar juga peluang mereka untuk sanggup dikenal lebih luas dan bukan mustahil meningkatkan minat masyarakat untuk mengetahui sampai membeli produk dari Huawei.