Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Soal Memilih Latar Daerah Teks Dongeng


Dalam sebuah dongeng disusun dari komponen intrinsik maupun ekstrinsik. Unsur-bagian dalam kisah dibahas pada halaman Unsur Cerita : Intrinsik dan Ekstrinsik. Selanjutnya, pada halaman ini akan ditampilkan salah satu unsur intrinsik kisah yakni kumpulan soal – soal memilih latar tempat sebuah dongeng. Latar kisah ada banyak diantaranya latar kawasan, waktu, suasana, sosial, dan masih banyak lagi. Meskipun demikian pada halaman ini hanya akan ditampilkan soal menentukan latar kawasan saja.





Soal Menentukan Latar Tempat





Berikut beberapa soal memilih latar kawasan berikut kunci jawabannya:





Soal 1





Radif mengusut tasnya beberapa kali dengan raut paras kebingungan. Edi pun menanyakan apa yang sedang dicari Radif. Buku gambar Radif tertinggal di rumah. Radif tergesa-gesa berangkat sekolah alasannya adalah bangkit kesiangan. Edi cuma tersenyum mendengarnya sebab buku gambarnya juga ketinggalan. Mereka pun segera menghabiskan soto dan es tehnya. Radif dan Edi bermaksud pergi ke koperasi bantu-membantu. Berbagai jenis buku gambar tersedia di koperasi. Namun, bel masuk kelas sudah berbunyi. Mereka pun segera berdiri menuju petugas kantin untuk membayar jajanannya. Dalam hati Radif sungguh berharap mampu sampai kelas sebelum Bu Ani masuk.





Latar daerah dongeng tersebut adalah ….





A. rumah
B. koperasi
C. kantin
D. kelas





Kunci tanggapan: C





Soal 2





Ardi dan para relawan bergegas mempersiapkan barak untuk para pengungsi. Tenda, tikar, dan lampu penerangan secepatnya beliau pasang. Tak lupa dapur biasa juga dia siapkan. Obat-obatan, selimut, dan pos kesehatan pun telah didirikannya. Lapangan desa yang siang tadi masih lengang kini sudah berubah drastis. Hiruk pikuk para relawan bertambah ramai dengan kehadiran para pengungsi. Mereka telah meninggalkan rumah di lereng gunung. Kesehatan jiwa lebih mereka utamakan.





Latar tempat cerita tersebut yaitu….





A. pos kesehatan
B. barak pengungsian
C. lapangan desa
D. lereng gunung





Kunci balasan: C





Soal 3





…..





Segenap yang hadir cuma membisu saja mendengar perintah itu. Jangankan membabat hutan Nangka Doyong, gres mengusiknya saja balasannya mati.





“Puspo Ronggowilogo, bagaimana tanggung jawabmu selaku benteng dan panglima perang Kadipaten Sumengkar?” tanya Adipati Wironegoro.





“Ampun beribu ampun Gusti Adipati, hamba betul-betul tak inginmati tidak berguna di tangan Jin penunggu hutan Nangka Doyong. Namun, hamba ada usul, Gusti. Biarlah Demang Wonopawiro yang mengerjakan tugas ini. Semua ini sebagai hukuman pada ia, Gusti!”





“Tutup mulutmu, Ronggowilogo! Jangan melemparkan tanggung jawabmu terhadap orang lain!” sahut Adipati marah.





“Baik, kalau tidak ada punggawa Kadipaten Sumengkar yang berani, aku sendiri yang mau menunaikan tugas!” kata Wironegoro geram.





“Biarlah hamba yang melaksanakan peran ini,” kata seorang yang baru masuk pendapa kadipaten dan menyembah dengan hormat. Dia adalah Demang Wonopawiro.





“Demang, benarkah engkau berani membabat hutan Nangka Doyong?” seru Sang Adipati.





“Benar, Gusti, untuk negara hamba rela mengorbankan jiwa dan raga,” jawab Demang Wonopawiro.





Latar tempat cerita tersebut yakni ….





A. pendapa
B. hutan
C. benteng
D. jalan





Kunci tanggapan: B





Soal 4





Kisah seorang Putri kerajaan yang memesona tengah asyik bermain bola di pinggir sungai. Tiba-datang bola kesayangan Putri terjatuh ke sungai. Putri murung alasannya tidak bisa mengambil bola. Sungai itu amat dalam. Di saat dia bersedih, ada seekor Katak timbul ke permukaan dan menanyakan keadaan Putri. Kemudian Putri menceritakan apa yang terjadi dan akan melakukan apa saja asal bolanya kembali.





Katak menolong Putri dengan mengambil bola tadi ke dasar sungai yang dalam. Setelah sukses menerima bolanya kembali, Putri memilih pergi dan meninggalkan Katak. Sampai pada sebuah malam, Katak mendatangi istana untuk menagih akad Putri. Putri pun terpaksa menepati janjinya pada Katak.





Katak yang buruk rupa berubah menjadi sosok pangeran yang mengejutkan Putri. Katak pun menjelaskan kronologi peristiwa yang menimpanya, “Aku dikutuk oleh penyihir jahat menjadi seekor katak. Beruntung, saya berjumpa denganmu yang menjadi syarat untuk melepaskan kutukan penyihir jahat itu,” cerita pangeran. Singkat kisah, Pangeran kemudian mengajak Putri pulang ke istana milik orangtuanya. Keduanya pun memutuskan menikah dan hidup bahagia.





Latar permulaan kisah tersebut ialah ….





A. istana
B. taman
C. kerajaan
D. pinggir sungai





Kunci jawaban: D





Soal 5





Nenek Mallomo yakni penasihat Kerajaan Sindereng. Nenek Mallomo populer akil, bijak, dan adil.





Pada era pemerintahan Raja La Patirio, rakyat Sindereng hidup makmur. Namun, keadaaan tidak berlangsung selamanya. Kerajaan Sindereng dilanda kemarau panjang selama beberapa tahun. Satu-satunya bahan pangan yang mereka punya tinggal singkong beracun.





Keadaaan itu membuat Raja La Patirio prihatin. Beliau mengundang penasihatnya untuk menemuinya di bangsal kerajaan.





“Menurutmu, apa yang membuat kemarau panjang ini, Nenek Mallomo?” tanya Raja La Patirio.





Setelah berpikir cukup lama, Nenek Mallomo berkesimpulan bahwa ada rakyat yang berlaku bohong. Pelakunya mesti dieksekusi.





Raja pun segera memerintah serdadu kerajaan untuk mencari rakyatnya yang tidak jujur. Sampai risikonya, ada seorang pemuda yang mengaku telah mencuri sebatang kayu. Pemuda tersebut ialah Wire yang merupaka anak Nenek Mallomo.





Mengetahui Wire menjadi pencuri. Nenek Mallomo murka. Keadilan harus ditegakkan. Sesampainya di rumah, Nenek Mallomo menghukum Wire untuk pergi ke hutan. Ia diminta Nenek Mallomo bersemedi dan memohon ampun kepada Tuhan. Setelah Wire dieksekusi, hujan pun turun. Kerajaan Sindereng kembali subur dan menawarkan hasil panen melimpah.





Latar tempat saat Nenek Mallomo memerintahkan Wire pergi bersemedi yakni ….





A. rumah Nenek Mallomo
B. bangsal kerajaan
C. kerajaan
D. hutan





Kunci jawaban: A





Soal 6





Pagi itu di serambi depan rumahnya, Pak Burhan merencanakan acara rekreasi keluarga. Beliau mengajak belum dewasa bermusyawarah.





“Ke pantai saja. Di sana kita mampu naik perahu, bermain pasir, dan menangkap ikan,” kata Umar.





“Jangan! Ke museum saja. Di sana banyak hal dapat kita pelajari,” sahut Linda.





“Keduanya sama-sama baik. Kita akan mengunjungi keduanya namun tidak bisa dalam waktu serempak,” sela ibu mereka.





“Ya, kali ini kita ke pantai, berikutnya kita akan ke museum,” kata ayah memutuskan.





Latar kawasan pada teks tersebut yaitu ….





A. di pantai
B. di museum
C. di depan rumahnya
D. di serambi depan rumah





Kunci jawaban: D





Soal 7





Aku masih terlelap saat lbu membangunkanku.





“Karina, ayo berdiri, hari sudah pagi!” kata Ibu.





“Sebentar, Bu, masih terlalu pagi. Dingin!” jawabku sambil menarik selimut.





Ibu mengusap kepalaku dengan lembut.





“Bangunlah! Ibu telah merencanakan sarapanmu di meja makan. Nanti jangan lupa titipkan kue ke warung Bu Haji saat berangkat sekolah!” pesan Ibu.





Setelah Ibu keluar, saya bangun, membenahi selimut dan bergegas mandi.





Latar kawasan cerita tersebut adalah ….





A. warung Bu Haji
B. kamar tidur
C. ruang makan
D. kamar mandi





Kunci tanggapan: B





Soal 8





Burung Gagak yang Haus





Pada sebuah hari yang panas, seekor burung gagak kehausan, melayang di atas ladang untuk mencari air. Lama sekali beliau terbang untuk mencari air, namun tidak menemukannya. Tiba-tiba beliau menyaksikan sebuah tempayan air di bawah sana. Ia pun melayang ke bawah untuk menyaksikan jika-jikalau ada air di dalamnya. Ia senang karena mampu melihat air di dalam tempayan itu. Kemudian, gagak itu berusaha memasukkan kepalanya ke dalam tempayan. Sayang, leher tempayan itu terlalu sempit untuk kepalanya. Gagak berupaya untuk menggulingkan tempayan itu semoga airnya mengalir. Namun, tempayan itu terlalu berat baginya.





Gagak itu lalu berpikir keras sebentar. Ketika menengok ke kanan dan ke kiri, dia menyaksikan beberapa batu. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya gagasan yang elok. Ia pun mulai memunguti batu itu satu demi satu, kemudian memasukan setiap batu itu ke dalam tempayan. Semakin banyak batu yang dimasukkan, air pun naik. Oleh sebab itu, burung gagak itu bisa meminum air dari tempayan tersebut.





Latar tempat terjadinya cerita di atas adalah ….





A. Tempayan
B. Pedesaan
C. Ladang
D. Sawah





Kunci balasan: C





Demikian kumpulan soal memilih latar kawasan suatu cerita. Semoga contoh-pola soal tersebut mampu menolong guru dan penerima didik dalam berguru.