Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran inovatif pada umumnya merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Metode pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan menurut teori psikologi sosial untuk meningkatkan kompetensi penerima didik dalam berinteraksi dengan orang lain. Model kooperatif dikembangkan menurut penelitian, sedangkan metode kooperatif dikembangkan menurut teori dan pertimbangan efisiensi.
Belajar secara kooperatif sanggup menguntungkan penerima didik alasannya ialah mereka yang berkemampuan rendah bekerja bersama dan dibantu penerima didik yang pandai yang sanggup menjadi tutor bagi yang berkemampuan rendah. Beberapa metode pembelajaran kooperatif yang umum dikenal di antaranya.
1. Numbered Heads Together (NHT)
Tahapan pembelajaran NHT mengikuti langkah-langkah sebagai berikut
a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok menerima nomor
b. Guru memberi kiprah dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan tanggapan yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok sanggup mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kolaborasi mereka
e. Tanggapan dari sobat lain ditampung, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f. Simpulan

2. Cooperative Script
Tahapan pembelajaran cooperative script mengikuti langkah-langkah sebagai berikut
a. Guru membagi siswa ke dalam sejumlah pasangan
b. Guru membagikan wacana/materi dan siswa membaca dan menciptakan ringkasannya
c. Guru dan siswa tetapkan siswa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siswa-siswa lain yang berperan sebagai pendengar
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara itu, para pendengar: 1) menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; 2) membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan bahan sebelumnya atau dengan bahan lainnya
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya
f. Simpulan dibentuk oleh siswa bersama guru
g. Penutup

3. Kepala Bernomor Struktur
Tahapan penerapan metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut
a. Siswa dibagi ke dalam sejumlah kelompok dan setiap siswa anggota kelompok menerima nomor
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa menurut nomor terhadap kiprah yang berangkai misalnya: siswa No. 1 bertugas mencatat soal, siswa No. 2 mengerjakan soal, dan siswa No. 3 melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kolaborasi antarkelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan kiprah yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kolaborasi mereka.
d. Laporan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e. Simpulan

4. Team Assisted Individualization
Team Assisted Individualization ialah kombinasi dari mencar ilmu kooperatif dengan mencar ilmu individu. Prosedur metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a. Bentuk kelompok yang terdiri dari penerima didik dengan kemampuan yang bervariasi
b. Setiap penerima didik mempelajari unit pelajaran secara individual
c. Anggota kelompok memakai lembar tanggapan untuk mengecek pekerjaan semua penerima didik dalam kelompok, dan memastikan bahwa semua anggota kelompok siap untuk diuji atau mengikuti tes unit belajar
d. Kelompok melaksanakan diskusi dan tutorial sejawat, dan meminta proteksi anggota tim sebelum bertanya pada guru
e. Guru melaksanakan evaluasi dengan menghitung: jumlah unit mencar ilmu yang selesai dipelajari anggota kelompok, dan nilai anggota kelompok pada tes unit
f. Kelompok yang mencapai kriteria evaluasi mendapatkan penghargaan

5. Team Accelerated Instruction
Team Accelerated Instruction juga merupakan kombinasi antara pembelajaran individual dan kelompok. Peserta didik mencar ilmu dalam tim yang heterogen sama menyerupai metode mencar ilmu tim yang lain, tetapi penerima didik juga mempelajari bahan akademik sendiri. Masing-masing anggota tim saling mengecek pekerjaan temannya. Skor tim berbasis pada skor rerata jumlah unit yang sanggup diselesaikan per ahad oleh tim dan keakuratan unit kiprah yang telah diselesaikan. Tim yang telah menuntaskan suatu kiprah sanggup mengambil kiprah berikutnya. Waktu yang diharapkan untuk mencar ilmu dan menuntaskan kiprah antara tim yang satu dengan tim yang lainnya tidak sama. Tim sanggup memperoleh skor tinggi apabila sanggup menuntaskan bahan yang lebih cepat dan lebih berkualitas dari tim lainnya. Metode ini sebaiknya dilengkapi dengan teknik pemberian reward dan punishment supaya motivasi mencar ilmu penerima didik terjaga dengan baik.

Langkah-langkah pelaksanaan metode ini ialah sebagai berikut
a. Guru menyusun bahan semester dalam tugas-tugas mingguan
b. Guru memperlihatkan pengarahan pada awal semester ihwal hasil mencar ilmu yang sanggup dicapai melalui kiprah mingguan
c. Tim mengambil kiprah mingguan, tim yang sudah sanggup menuntaskan kiprah sanggup mengambil kiprah berikutnya
d. Tim mengumpulkan kiprah yang paling cepat, banyak, dan berkualitas yang akan mendapatkan skor yang tinggi dan mengakhiri acara mencar ilmu waktu untuk mencar ilmu masih tersisa

6. Metode Two Stay, Two Stray
Prosedur pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah empat orang
b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

Skema pergantian anggota kelompok dalam metode pembelajaran ini ialah sebagai berikut (untuk memudahkan penjelasan, dibahas kasus untuk jumlah penerima didik dua belas orang)


7. Metode Belajar Bersama (Learning Together)
Learning together yang dikembangkan oleh Johnson dan Johnson merupakan metode pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara mengelompokkan penerima didik yang berbeda tingkat kemampuan salam satu kelompok. Masing-masing kelompok diberi kiprah atau proyek yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Masing-masing anggota kelompok menuntaskan kiprah atau proyek yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Peserta didik diberi kesempatan maksimal untuk memperlihatkan kemampuan terbaiknya dalam mengerjakan kiprah atau proyek. Masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk mengumpulkan bahan dan informasi yang diharapkan untuk menuntaskan kiprah atau proyeknya. Penilaian simpulan menurut atas kualitas kerja kelompok, dan penerima didik dalam kelompok memperoleh nilai yang sama. Kelompok harus berusaha biar semua anggota memperlihatkan bantuan pada kesuksesan kelompoknya.

Langkah-langkah pembelajarannya ialah sebagai berikut
a. Guru memberi proyek untuk dikerjakan bersama oleh tiap-tiap kelompok
b. Kelompok membagi kiprah kepada semua anggota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
c. Masing-masing anggota kelompok bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan bersama sehingga apabila ada anggota yang kesulitan, anggota lain wajib membantu
d. Nilai diperoleh menurut hasil kerja kelompok


8. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode CIRC ini dikembangkan oleh Steven dan Slavin dan merupakan metode yang komprehensif untuk pembelajaran membaca dan menulis makalah. Metode ini mengatur supaya penerima didik mencar ilmu atau bekerja dengan cara berpasangan. Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok dan diberi kiprah membaca secara terpisah, kemudian masing-masing anggota kelompok menciptakan intisari bahan yang dibaca. Ketika satu kelompok sedang menyajikan makalah yang dibacanya, kelompok lain menyimak, menciptakan prediksi simpulan cerita, menanggapi cerita, dan melengkapi bab yang masih kurang lengkap.

Langkah-langkah penerapan metode ini ialah sebagai berikut
a. Guru membagi penerima didik menjadi dua kelompok
b. Guru membagikan wacana/materi kepada tiap kelompok untuk dibaca dan dibentuk ringkasannya
c. Guru tetapkan kelompok yang berperan sebagai penyaji dan kelompok yang berperan sebagai pendengar
d. Kelompok penyaji membacakan ringkasan bacaan selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan. Sementara itu, kelompok pendengar: (1) menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (2) membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan bahan sebelumnya atau bahan lainnya
e. Kelompok bertukar peran, yaitu kelompok yang semula sebagai penyaji menjadi pendengar dan kelompok pendengar menjadi penyaji
f. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama

9. Wawancara Tiga Langkah (Three-Step Interview)
Prosedur pelaksanaan metode pembelajaran ini ialah sebagai berikut
a. Guru membagi penerima didik dalam beberapa kelompok
b. Setiap anggota kelompok menentukan anggota kelompok lain sebagai orang yang akan diwawancarai
c. Masing-masing pasangan melaksanakan wawancara, satu sebagai pewawancara dengan mengajukan pertanyaan penjelasan dan satu lagi sebagai orang yang diwawancarai
d. Pasangan bergantian peran, yang diwawancarai menjadi pewawancara
e. Masing-masing anggota kelompok kembali ke kelompoknya dan membuatkan respons wawancara pada sobat satu kelompoknya

Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta


Download