Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Al Qasimi



Pendahuluan
Tafsir merupakan salah satu cabang ilmu dalam agama islam  yang menempati daerah yang utama diantara cabang cabang ilmu keislaman  lainya, yang demikian itu tiada lain ialah lantaran karena tafsir sendiri  merupakan sebuah cabang ilmu yang mempelajari dan mengkaji perihal Kalamullah yaitu wahyu dan firman Allah تعالى yang diturunkan kepada NabiNya melalui malikat jibril sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi insan menuju jalan yang lurus dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang 
Alif lam ra’(1) Kitab yang kamiturunkan padamu supaya engkau mengeluarkan insan dari kegelapan kepada cahaya seizin tuhan mereka yaitu pada jalanDzat yang maha mulialagi maha terpuji(2)                                                                                             (Qs ibrahim: 1-2)
Dalam perjalanan  panjang sejarah umat ini muncullah nama nama besar tokoh /ulama yang mendalami dan membidangi ilmu tafsir yang telah menunjukkan donasi besar dalam menjelaskan banyak sekali permasalahan diseputar penafsiran untuk mengungkap makna makna yang terkandung didalam ayat ayat Al quran sehingga dengan ini pemahaman umat akan terjaga,dan pada kesannya umat sanggup memahami ayat sebagaimana yang dimaksud oleh agama itu sendiri(tidak hingga keluar dari makna ayat yang sebenarnya).
Kita sadari memang dalam fakta kehidupan  dilapangan menunjukkkan keprihatinan terhadap polah tinggkah sebagian kelompok yang dalam penafsiran ayat mereka hanya memakai intuisi atau kcenderungan perasaan dan rasio mereka semata yang tidak lepas dari bias-bias kepentingan pribadi,(sentimen golongan), terlebih unsur minimnya pengetahuan yang berdampak negatif bagi kehidupan umat  sebagaiamana yang terjadi pada kehidupan aktual remaja ini
Berangkat dari keprihatinan inilah tampak oleh kita pentingnya kembali pada methode penafsiran yang benar sebagaiman yang telah digariskan oleh para ulama / imam hebat tafsir, sehingga pehaman umat ini dalam menginterprestasikan makna makna ayat  Alqur’an tetap terjaga. Diantara  kitab imam-imam hebat tafsir yang populer dari umat ini antara lain
-Tafsir At tabari                      -Tafsir I’rabil Qur’an          -Tafsir Asya’rawi
-Tafsir Ruhul ma’ani              -Tafsir fi Dzilalil Qur’an      -Tafsir Ibni katsir
-Tafsir Al Maraghi                    -Tafsir Al munir                   Tafsir al muharrar al wajiz
-Tafsir Al kabir                       -Tafsir Al Qasimi                  dan lainya.

Adpun yang menjadi  pokok pembahasan kita dalam makalah ini ialah tema yang berkaitan dengan tafsir alqasimi
2.Pembahasan
A. Nasab dan kelahiran ia
Nama lengkap Beliau adalah: Muhammad jamaluddin Abul FaraJ Bin Muhammad Sa’id bin Qasim bin solih bin ismail bin bakar Yang populer dengan sebutan “Al Qasimi”, di nisbatkan pada nama kakeknya yang disebutkan diatas, dimana kakek ia ialah seorang yang solih dan fakih dikota  syam, sedang ayah ia ialah (Muhamad sa’id) seorang fakih dan sasterawan dimasanya pertama  sebelumnya ia ialah seorang pedagang yang populer dimasanya, namun lantaran satu dan lain alasannya maka  ia meniggalkan perdagangan dan beralih menjadi seorang sastrawan, ia mempunyai sebauh kitab diwan yang berisikan kumpulan-kumpulan Sya’ir yang oleh anak ia imam Al Qasimi  selanjutya diberi nama dengan kitab” At taliq As fi diwan imam alwalid asaiid” sedang ibu beliu ialah Aisyah binti Ahmad Jubainah.
B.pertumbuhan dan para guru beliau
Imam Al qasimi tumbuh dan remaja dari lingkungan keluarga yang populer dengan ilmu dan ketakwaan ini semua berpengruh pada kekayaan intelektual yang dimilikinya, demikian juga lantaran memang Allah telah menentukan ia untuk hal itu, ialah kakeknya dahulu syekh Al Qasi ialah seorang fakih di kota Syam dan orang soleh, adapun ayahnya juga seorang yang fakih dan sasterwan ,dalam semangat melindungi kehormatan agama,belai sadar spiritual  berkat dorongan dari sang ayah yang tidak pernah putus dalam sumbangan moral dan do’a, semua ini mendorong ia hidup  dalam kehidupan yang islami jauh dari hura-hura para perjaka kecuali dalam batas-batas yang dikahendaki oleh syari’ah
            Setelah menuntaskan pendidikan Al qu’ran ia mulai mempelajari tulis menulis pada syekh Mahmud Afnady bin muhammad bin mustafa al quusy penduduk kota Damsyiq(damaskus), sehabis berpindah ke sekolah Dhahiriyah, adapun guru ia disekolah ini ialah syekh Rasyid Afnady, ia mempelajari  banyak sekali beradaban bidang keilmuan menyerupai Tauhid Sharaf, Nahwa Mantiq, dan lainya
C. Kaidan untuk mengetahui  Metode tafsir yang benar
Sesungguhnya kitab Allah ialah sumber kebenaran dan iman, ia tetap terpelihara sepanjang masa  sebagaimana janji Allah ta’ala. Setelah itu masuklah syaithan dengan rekadayanya kedalam methode penafsiran ,yang tiada lagi membedakan antara mana yang tafsir, ta’wil, dengan ini maka sewajarnya bagi para pancari ilmu untuk sanggup membedakan mana penafsiran yang benar dan mana yang bathil semoga tidak masuk dalam jurang was was dari syaithon yang sanggup merancukan pehaman umat dari kebenaran.
            Adapun tingkatan para mufasir yang paling baik dianaranya ialah para sahabat radiallau anhum, sebagaimana  yang Al quran dan sunnah telah menunjukan akan keutamaan mereka, demikian juga lantaran Al quran ialah diturunkan dengan bahasa mereka, sehingga kesalahan dalam bidang bahasa lebih terhindar dari mereka dibanding dengan yang lainya, demikian juga mereka pribadi menanyakan kepada Rasulillah saw terhadap apa yang menjadi permasalahan mereka sehari-hari, tokoh mufasir dikalangan  para sahabat radiAllahuanhum ialah Abdullah bin abbas Radialluanhu  ia telah mengumpulkan tafsir yang tepat yang belum pernah ada orang yang semisal denganya dalam hal ini, dan tafsir ia merupakan tafsir yang paling sahih berdasarkan ijma Para ulama.
Yang demikian itu lantaran beberapa faktor antara lain:
-Bahwa Rasulullah Saw telah mendoakan ia dengan kefakihan dalam  agama dan  ta’wil yakni tafsir.
- Bahwa para sahabat telah bersepakat atas kejeniusan ia dalam ilmu secara umum dan dalam hal tafsir secara khusus, dimana para sahaba menjuluki ia dengan lautan dan alim, paradigma menyerupai ini telah tersebar luas dikalangan para sahabat tanpa ada satu orangpun juga yang mengingkari hal tersebut, dimana telah muncul dan terbukti akan diijabahinya doa Nabi  atas beliau,  demikian juga lantaran keutamaan ia atas para sahabat lain yang lebih bau tanah usianya  
-Bahwa telah tiba keterangan perihal ia bahwa ia tidak akan pernah beropini dalam al qur’an berdasarkan akalnya, didalam sebuah riwayat ia pernah berkata :( barang siapa yang berbicara dalam Al qur’an berdasarkan nalar pikiranya semata maka hendaknya ia mempersiapkan daerah duduknya di neraka. Didalam riwayat lain (( dengan tanpa ilmu))   HR Abu Dawud
Kemudian peringkat kedua dalam ilmu tafsir sehabis sahabat ialah para tabi’in, dan orang yang paling populer diantara mereka yang mempunyai goresan pena dalam ilmu tafsir antar alain 
-Mujahid                     -abu Aliyah                                             
-Attha’                        -Rafi’ bin Mahran                  
-Qatada                       -Muhammad ibnu ka’ab
-Hasan al basri             -Dan Zaid bim aslam
            Imam Ibnu Taimiyah pernah berkata:” ketahuilah bahwa sealim alim orang dalam Tafsir ialah hebat makkah lantaran mereka ialah para sahabat ibnu abbas, menyerupai Mujahid, attha’ ikrimah, Said bin jubairThawus dan yang lainya, demikian juga Para hebat kuffah ialah para sahabat ibnu mas’ud, dan ulama penduduk madinah perihal tafsir sepeti Zaid bin aslam, anaknya  Abdurrahman bin Zaid dan malik bin Anas. “
  D. Kaidah untuk mengetahi asbabun nuzul
Imam ibnu taimiyah pernah berkata ”mengerti asbabun nuzul  sanggup membantu dalam memahami  makna ayat kerena ilmu perihal alasannya sanggup melahirkan ilmu perihal musabab. Dahulu pernah terjadi polemik terhadap diri Marwan bin hakam terkait pehaman ia perihal ayat

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Janganlah sekali-kali kau menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kau menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (Al imran 188)
“Mawan lantas berkata: bila saja semua orang bahagia dengan apa yang telah mereka sanggup dan ada rasa ingin dipuji itu kelak akan menerima siksa,  tentunya kita kelak akan disiksa semuanya, hingga kesannya Ibnu abbas menjelaskan padanya bahwa ayat ini turun berkaitan dengan keadaan orang yahudi yang mereka kala itu ditanya oleh Rasulullah saw perihal sesuatu namun mereka menyembunyikan sesuatu itu dan menjawab dengan balasan lain dan disaat bersamaan mereka minta dipuji akan apa yang telah merekaka barkan.                                  (Riwayat Bukhari Muslim)        
Dalam riwayat yang lain diceritakan dari usman Bin matghun dan amer bin makdikrib, mereka menyatakan bahwa khamer ialah halal, mereka berdalih dengan firman Allah
Tiada  dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh lantaran memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.                                                            (Qs Al maidah 93)

“seandainya mereka berdua memahami makna ayat ini pasti mereka berdua tiada akan menyampaikan hal yang demikian, adpun alasannya nuzul ayat tersebut adalahbahwa dahulu ada sbagiann orang yang berkatabagaimanakah dahulu ada orang orang yang terbunuh di jalan Allah padahal meeka sebelumnya telah meminum khamer padahal khameritu sendiri najis? Maka turunlah ayat ini                                          ( Diriwayatkan oleh imam nasa’i, Ahmad dan lainya)
            Imam ibnu taimiyah berkata:”dalam pecahan asbabun nuzul sering terdapat ucapan “ ayat ini turu dalamhal ini”, terlebih apabila yang disebutkan ialah seseorang, menyerupai ucapan mereka bahwa ayat dzihar diturunkan untuk istri  tsabit bin qais, sedang ayat kalala’ turun pada Jabir bin abdillah dan firman Allah (dan hendaknya kau menghukumi dintara mereka dengan apa yang teklah diturunka oleh Allaf) QS Al Maidah 49, ini turun pada Banu nadhir  dan Banu Quraidah, dan yang serupa dengan ini ialah apa yang disebut oleh mereka bahwa ayat ini turun untuk  satu kaum musyrikin di makkah atau kaum yahudi dan Nasara. Orang orang yang menyebutkan demikian tidaklah bermaksud bahwa aturan ayat  tersebut hanya khusus teruntuk orang orang yang tersebut di ayat tadi tanpa meliputi yang lainya, lantaran hal ini tidak akan pernah dikatakan oleh sorang muslim atupun oleh orang yang berakal.
Mereka tidak pernah menyampaikan bahwa umunya Al quran dan assunnah  hanya khusus bagi  golongan tertentu,tapi perkataan yang paling benar dalam hal ini adalah, Khusus bagi jenis orang tersebut sehingga meliputi semua yang meyerupainya, dan tidaklah keumuman yang ada didalamnya hanya berdasar lafdz, adapun ayat yang mempunyai alasannya tertentu baik berbentuk perintah maupun larangan maka hal itu meliputi orang tersebut maupun mereka yang berada pada posisinya, apabila berbentuk khabar kebanggaan atau cacian maka hal itu meliputi orang tersebut  dan orang yang ada pada posisinya
E.makna tujuh dalam hdis (Diurunkan atas tujuh huruf)
Yang dimaksud dengn kata tujuh disini bukanlah bilangan jumlah angka sebagaimana yang diketahui, akan tetapi banyaknya methode yang dipakai untukmembaca kalimat, atas asas memepermudah dan meringankan. Sedang lafad tujuh ditunjukan untuk sebutan yang banyak tapi masih dalam satu kesatuan, sebagaimana lafat tujuh puluh untuk menyebut puluhan, tujuh ratus untuk ratusan, dan tidak dimaksudkan untuk bilangan tertentu, sebagaimana yang tersebut dalam kitab al itqon.
Sebagian yang lain ada yang beropini bahwa termasuk dalam pengertian ini ialah bilangan dalam tujuh bahasa, namun yang terang bahwa yang dikahedaki disini ialah banyaknya jumlah bukan pembatasan dengan perubahan idgham atau idhar, tafkhim atau ismam dan lainya.
Imam Abu syamah berkata :”Al quran pertama kali diturunkan dalam bahasa (lahjah) kaum Quraisy dan oarng yang ada disekitarnya dari kalangan hebat bahasa, kemudian diperbolehkan bagi bagsa arab untuk membacanya dengan lahja mereka sehari hari yang bermacam-macam lafadz dan i’rab, imam Attahawy berkata :”yang demikian itu ialah rukhsa lantaran kesulitan  mereka dalam pengucapan dalam bahasa yang satu, lantaran mereka tidak mengerti tulisan  dan kaidah dan hafalan yang mantap
H.Rahasia dibalik berulangulangnya penyebutan kisah musa dan firaun
Sebagaiman diriwayatkan oleh Al iz bin Abdissalam –tentang berulang-ulang- akan adanya diam-diam yang cemerlang bersinar, yang menyelimuti kisah musa dengan firaun, maka Al qasimi menemkan sebuah makola dari Assyaikh ibnu taimiyah yang menyebutkan perihal hal ini ia berkata: (“dan diulangnya-ulangnya kisah musa bersama firaun lantaran mereka berdua berada pada dua sisi yang sangat jauh berbada, dalam kebenaran dan kebatilan, lantaran firaun benar-benar berada dipuncak kebatilan dan kekafiran, dimana ia mengingkari akan kekuasaan tuhan dan risalah, sedang musa sendiri benar benar berada dipuncak kebenaran dan iman, dimana Allah telah mengajak ia berbicara secara pribadi tanpa adnya satu perantarapun dari makhluknya. Dia telah dikuatkan diatas kesempurnaan Risalah, dan sempurnanya pembicaraan (taklim) dan diteguhkan untuk bersandar pada Rabbul alamin. Yang demikian ini berbeda dengan kebanyakan para Nabi bersama kaum kuffar, lantaran kebanyakan orang kuffar tidak menyangakal akan wujud “Rab” tuhan,  lain dengan apa yang terjadi pada musa, maka dengan ini jadilah kisah musa dengan firaun sebagai kisah istimewa, dan seagung agung simbol bagi bagi kaum kafir dan beriman. Oleh lantaran itu banyak dalam kesempatan baginda Nabi menceritakan pada sahabat-sabat ia perihal kisah dari bani isra’il , dalam hal ini ia banyak mengambil pelajaran dari kisah musa. Firaun dan para pengikutnya ialah orang orang yang ingkar padahal hati mereka sendiri mengerti akan kebenaran risalah nabi musa, sebagaiman firman Allah :


3.Kesimpulan
            Dari uraian diatas sebagai asas review buku atau Reading assigment sanggup kita petik beberapa hikmah pelajaran sebagai materi kita memperoleh ide spiritual intelektual dari kehidupan sang imam Muhamamd jamaludin Al qasimi, antara lain:
1          Bahwa lingkungan sangat besar pengaruhnya bagi pekembangan karekter seseorang, ialah Al qasimi lahir dan berkembang dari lingkungan keluarga  yang mengasihi ilmu pengetahuan dimana kakek ia Qasim ialah seorang fakih kota syam yang saleh, demikian pula ayahnya muhammad sa’id ialah seorang fakih sekaligus sasterawan. Artinya bahwa sebuah lingkungan sanggup menginduksi seseorang yang ada didalamnya berdasarkan corak utama dari lingkungan tersebut, hal ini terjadi lantaran sikologi jiwa insan itu terpengaruh oleh orang yang ada disekitarnya, baik sobat saudara ayah, ibu dan semua yang bekerjasama dengan dia. Hal ini senada dengan apa yang pernah diwasiatkan oleh Rasulillah saw dalam sebuah hadis:                                                                                     
المرء على دين خليله فلينظلر احدكم من يخا لل             
 “Seeorang itu tergantun dari bagaimana Agama temanya maka hendaknya salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang ia jadikan teman”.                                               (Al Hadis)
2          Bahwa kesungguhan dan tekad yang benar dalam menuntut ilmu akan memberikan seeorang pada tujuannya, meski dengan kondisi dan situasi yang serba tak memungkinkan, dimana ketika Al qasimi mulai memasuki usia berguru kondisi sosial politiki negri daerah ia tinggal sedang mengalami kesuraman hingga berimbas pada paradigma pendidikan yang ada ketika itu. Namun kondisi semacam ini tidaklah menimbulkan ia berputus asa namun sebaliknya hal ini tambah memacu Ghira dan semangat ia unuk menggapai ilmu. Sampai pada kesannya sampailah ia pada  apa yang kita ketahui berupa ilmu, ketaqwaan intelektual dan prestasi akademk yang tinggi, dimana kita masih ingat akan sebuah pepatah usang yang mengatakan” Where there is will so there is  the way”, yang artinya dimana ada kemauan maka disitu akan ada jalan.
3          seutama utama peringkat penafsiran ialah penafsiran Para Sahabat رضي الله عنهم lantaran mereka ialah generasi pertama umat ini yang mana pribadi menimbah ilmu dari Nabi صلى الله عليه وسلم sehingga setiap ada duduk masalah diantara duduk masalah yang mereka hadapi mereka pribadi sanggup menanyakan hal tersebut pada baginda Nabi, diantara tokoh hebat tafsir dari kalagan sahabat antara lain Ibnu abbas,dan Abdullah bin Mas’ud kemudian sehabis para sahabat ialah para tabi’in diantara tokohnya  Hasan Albasrhi Mujahid Qatada atha’ dan lainya.
4          Asbabun nuzul ialah salah satu cabang ilmu alqur’an yang akan semakin memudahkan seseorang untuk mengerti maksud dari satu ayat, lantaran dalam faktanya bayak orang sala dalam mengartikan sebuah ayat ketika mereka hanya berpegang dari dhahir ayat tersebut semata. Tapi ketika Asbab turunya diketahui maka menjadi jelaslah maksud dari satu ayat tersebut
5          Didalam Al quran sering dijumpai penyebutan perihal kisah Nabi musa dengan firaun secara berulang-ulang ternyata hikmah dibalik ini ialah lantaran dua tokoh diatas mewakili masing masing diantara dua  karakter yang saling berlainan. Disatu sisi Firaun sebagi simbol kekafiran dan kedurhakaaan dan disisi yang lain Nabi musa sebagai simbol kebenaran dan keimananan, dari sini dibutuhkan kisah mereka sanggup menjadi ibrah bagi mausia di sepanjang zaman