Review Asus Zenfone 5: Favorit Kelas Menengah, Nyaris Tanpa Cela
Sudah rindu rasanya untuk menyicipi smartphone andalan keluaran Asus. Bagaimana tidak, terakhir kali perusahaan Taiwan tersebut membawa pahlawan mereka yaitu ketika meluncurkan Asus Zenfone 3 dengan pagelaran program Zenvolution di Nusa Dua, Bali pada kuartal keempat 2016 silam. Setelah peluncuran tersebut, Asus menyerupai "mengerem" eksistensi mereka di kancah smartphone nasional dengan tidak memasukkan Asus Zenfone 4 "original" (selain Max, Max Pro, Selfie, dan Selfie Pro) di tahun 2017 kemarin. Padahal, Zenfone seri pahlawan keluaran Asus selalu membawa penemuan terkini di tiap generasinya.
Tahun 2018 menjadi titik balik dari perusahaan yang dahulu berjulukan Pegasus tersebut. Setelah meluncurkan Asus Zenfone 5 di pagelaran Mobile World Congress 2018, mereka berkomitmen untuk menghadirkan produk pahlawan tersebut ke Indonesia. Pada 17 Mei kemarin, secara resmi Asus Indonesia meluncurkan Asus Zenfone 5 beserta tiga produk lainnya, yakni Zenfone 5Q, Zenfone 5Z, dan Zenfone Live L1. Pada artikel kali ini, penulis berkesempatan untuk menjajal sang pahlawan Zenfone 5 untuk dijadikan daily driver sehari-hari. Seperti apakah pengalaman penulis ketika memakai si manis yang mempunyai skor DxOMark setara dengan Google Pixel ini?
Asus Zenfone 5 yaitu sebuah smartphone yang sangat cantik. Pada sisi depannya kita akan dibentuk terlena dengan layar FullView Display seluas 6 inci yang mempunyai resolusi Full HD+ (1.080 x 2.246 piksel). Layar berjenis IPS LCD tersebut mempunyai color gamut 95% DCI-P3 dan dilapisi dengan lapisan pelindung Corning Gorilla Glass, sayangnya tidak diketahui versi Gorilla Glass yang digunakan pada smartphone ini. Namun sesudah lebih kurang 3 ahad pemakaian, layar Zenfone 5 ini masih terlihat mulus tanpa adanya ukiran yang terlihat meskipun penulis tidak memakai lapisan pelindung suplemen menyerupai screen guard ataupun tempered glass. Tepat di penggalan atas tengah layar, terdapat sebuah notch yang mempunyai jejeran dari kiri ke kanan: notification LED, speaker, dan kamera depan. Satu hal yang cukup menarik, kamera depan ini bisa digunakan untuk fitur face unlock. Kecepatan dari face unlock-nya pun bisa dikatakan cepat dan akurat. Terbukti dengan berhasilnya 8 dari 10 kali percobaan yang dilakukan oleh penulis. Namun kalau di daerah dengan cahaya redup atau gelap, tentunya fitur ini tidak terlalu sanggup mendapatkan amanah ya.
Ketika kita membalik Asus Zenfone 5, maka akan terpampang terperinci sisi belakang yang mempunyai materi menyerupai kaca. Di sisi ini kita bisa menemukan kamera belakang ganda di ujung kiri atas beserta lampu kilat dual LED, sensor sidik jari di penggalan atas tengah, serta logo Asus yang berada sempurna di bawahnya. Untuk sensor sidik jarinya sendiri mempunyai kecepatan pemindaian jari yang cepat dan sanggup diandalkan. Dari 10 kali percobaan yang dilakukan oleh penulis, hanya 1 kali terdapat kegagalan yang dilakukan oleh ponsel ini ketika penulis ingin membuka kunci layar.
Beralih ke sisi kanannya, kita akan menemukan sebuah tombol power on/off dan dua buah tombol volume up/down. Sedangkan di sisi kiri, ada slot yang sanggup dibuka dengan memakai ejector berisikan dua buah slot kartu SIM berjenis nano yang salah satunya berbagi slot dengan kartu memory berjenis microSD. Menurut laman spesifikasi di situs resmi Asus, slot ini bisa membaca kartu microSD sampai kapasitas 2TB. Besar juga ya? Meskipun begitu, penulis yakin sebagian besar dari kalian hanya memakai microSD sebesar 64 ataupun 128 GB saja. Itupun kalau diperlukan, lantaran internal storage seluas 64GB dirasa cukup oleh penulis selama memakai smartphone ini. Apalagi kini zamannya komputasi awan, dominan file foto hasil jepretan langsung diunggah ke Google Photos, sedangkan untuk dokumen lainnya dominan berada di Google Drive ataupun Dropbox.
Satu hal yang saya suka dari Asus Zenfone 5 yaitu penempatan jack audio 3,5mm yang berada di sisi bawah. Hal ini memudahkan saya untuk mendengarkan musik sembari menyimpan ponsel di dalam saku celana. Sebenarnya hanya kebiasaan saja sih, lantaran penulis lebih bahagia menyimpan ponsel di saku celana dengan posisi penggalan atas yang menghadap ke bawah. Di sebelah jack tersebut, kita akan menemukan sebuah USB Type-C yang sanggup digunakan untuk mengisi ulang daya baterai ponsel ini ataupun menghubungkannya ke komputer dan perangkat lain.
Berbicara mengenai antarmuka, Asus masih setia dengan ZenUI yang kini sudah mencapai versi 5.0. ZenUI versi terbaru ini cukup menarik lantaran mempunyai beberapa fitur AI. Beberapa diantaranya adalah:
Dalam pengoperasiannya sehari-hari, antarmuka ini berhasil berjalan mulus tanpa lag maupun hambatan yang berarti. Berpindah-pindah home screen, app drawer, dan membuka control center serta notification kafe sangat lancar dan intuitif. Aplikasi bawaan yang seringkali disebut bloatware oleh banyak pengguna Android bisa dibilang gak nyampah dan membantu untuk pengoperasian ponsel sehari-hari. Beberapa diantaranya: Mobile Manager yang memastikan ponsel dalam kondisi prima, Web Storage yang memperlihatkan kau ruang lebih untuk menyimpan file di cloud storage, serta Asus File Manager yang sesuai namanya yakni berfungsi untuk membuka, memindahkan, ataupun menghapus file yang kau miliki. Selain ketiga aplikasi tersebut, ada dua aplikasi lainnya yang tidak kalah berguna: Game Genie yang bisa mengoptimalkan ponsel ketika kau bermain game dan OptiFlex 3.0 yang berfungsi untuk mempercepat aplikasi yang sering kita buka dengan menyimpannya di dalam memory.
Asus Zenfone 5 dibekali oleh chipset terbaru Qualcomm Snapdragon 636 yang terdiri dari prosesor octa-core Kryo 260 berkecepatan 1,8GHz dan kartu grafis Adreno 509. Kombinasi antara keduanya memungkinkan smartphone ini menjalankan mobile game kelas AAA dengan perfoma yang sangat lancar. Arena of Valor dan PUBG sanggup dijalankan dengan pengaturan grafis rata kanan. Tidak hanya itu, ponsel ini juga ditunjang oleh memory RAM 4GB yang memakai LPDDR4. Selain dijamin lancar untuk multitasking, RAM ini juga mempunyai kecepatan yang lebih kencang dibandingkan dengan LPDDR3. Dalam pemakaian sehari-hari penulis, ponsel ini terasa sangat gegas. Menjalankan sampai berpindah-pindah aplikasi begitu lancar tanpa lag. Fungsi AI Boost yang tertanam pada smartphone ini juga sanggup mendongkrak performanya menjadi lebih cepat.
Buat kau yang ingin tau menyerupai apa peningkatan performa memakai AI Boost, silahkan cek hasil benchmark-nya di bawah ini dan lihat perbedaannya dengan hasil di atas.
Tahun 2018 menjadi titik balik dari perusahaan yang dahulu berjulukan Pegasus tersebut. Setelah meluncurkan Asus Zenfone 5 di pagelaran Mobile World Congress 2018, mereka berkomitmen untuk menghadirkan produk pahlawan tersebut ke Indonesia. Pada 17 Mei kemarin, secara resmi Asus Indonesia meluncurkan Asus Zenfone 5 beserta tiga produk lainnya, yakni Zenfone 5Q, Zenfone 5Z, dan Zenfone Live L1. Pada artikel kali ini, penulis berkesempatan untuk menjajal sang pahlawan Zenfone 5 untuk dijadikan daily driver sehari-hari. Seperti apakah pengalaman penulis ketika memakai si manis yang mempunyai skor DxOMark setara dengan Google Pixel ini?
Ketika kita membalik Asus Zenfone 5, maka akan terpampang terperinci sisi belakang yang mempunyai materi menyerupai kaca. Di sisi ini kita bisa menemukan kamera belakang ganda di ujung kiri atas beserta lampu kilat dual LED, sensor sidik jari di penggalan atas tengah, serta logo Asus yang berada sempurna di bawahnya. Untuk sensor sidik jarinya sendiri mempunyai kecepatan pemindaian jari yang cepat dan sanggup diandalkan. Dari 10 kali percobaan yang dilakukan oleh penulis, hanya 1 kali terdapat kegagalan yang dilakukan oleh ponsel ini ketika penulis ingin membuka kunci layar.
Beralih ke sisi kanannya, kita akan menemukan sebuah tombol power on/off dan dua buah tombol volume up/down. Sedangkan di sisi kiri, ada slot yang sanggup dibuka dengan memakai ejector berisikan dua buah slot kartu SIM berjenis nano yang salah satunya berbagi slot dengan kartu memory berjenis microSD. Menurut laman spesifikasi di situs resmi Asus, slot ini bisa membaca kartu microSD sampai kapasitas 2TB. Besar juga ya? Meskipun begitu, penulis yakin sebagian besar dari kalian hanya memakai microSD sebesar 64 ataupun 128 GB saja. Itupun kalau diperlukan, lantaran internal storage seluas 64GB dirasa cukup oleh penulis selama memakai smartphone ini. Apalagi kini zamannya komputasi awan, dominan file foto hasil jepretan langsung diunggah ke Google Photos, sedangkan untuk dokumen lainnya dominan berada di Google Drive ataupun Dropbox.
Satu hal yang saya suka dari Asus Zenfone 5 yaitu penempatan jack audio 3,5mm yang berada di sisi bawah. Hal ini memudahkan saya untuk mendengarkan musik sembari menyimpan ponsel di dalam saku celana. Sebenarnya hanya kebiasaan saja sih, lantaran penulis lebih bahagia menyimpan ponsel di saku celana dengan posisi penggalan atas yang menghadap ke bawah. Di sebelah jack tersebut, kita akan menemukan sebuah USB Type-C yang sanggup digunakan untuk mengisi ulang daya baterai ponsel ini ataupun menghubungkannya ke komputer dan perangkat lain.
Berbicara mengenai antarmuka, Asus masih setia dengan ZenUI yang kini sudah mencapai versi 5.0. ZenUI versi terbaru ini cukup menarik lantaran mempunyai beberapa fitur AI. Beberapa diantaranya adalah:
- AI Camera: kamera sanggup menyesuaikan kondisi dengan objek yang ingin difoto.
- AI Power: tenaga yang kencang dan efisien sesuai dengan kebutuhan pengguna.
- AI Charging: memaksimalkan daya tahan baterai dan menyediakan perlindungan penuh.
Asus Zenfone 5 dibekali oleh chipset terbaru Qualcomm Snapdragon 636 yang terdiri dari prosesor octa-core Kryo 260 berkecepatan 1,8GHz dan kartu grafis Adreno 509. Kombinasi antara keduanya memungkinkan smartphone ini menjalankan mobile game kelas AAA dengan perfoma yang sangat lancar. Arena of Valor dan PUBG sanggup dijalankan dengan pengaturan grafis rata kanan. Tidak hanya itu, ponsel ini juga ditunjang oleh memory RAM 4GB yang memakai LPDDR4. Selain dijamin lancar untuk multitasking, RAM ini juga mempunyai kecepatan yang lebih kencang dibandingkan dengan LPDDR3. Dalam pemakaian sehari-hari penulis, ponsel ini terasa sangat gegas. Menjalankan sampai berpindah-pindah aplikasi begitu lancar tanpa lag. Fungsi AI Boost yang tertanam pada smartphone ini juga sanggup mendongkrak performanya menjadi lebih cepat.
Antutu Benchmark 7.1.0 |
Geekbench 4.2.3 Pro |
3DMark |
Buat kau yang ingin tau menyerupai apa peningkatan performa memakai AI Boost, silahkan cek hasil benchmark-nya di bawah ini dan lihat perbedaannya dengan hasil di atas.
Antutu Benchmark 7.1.0 dengan AI Boost |
Geekbench 4.2.3 Pro dengan AI Boost |
3DMark dengan AI Boost |
Kamera dengan konfigurasi ganda seakan sudah menjadi salah satu fitur wajib yang hadir pada smartphone masa kini. Tidak terkecuali pada Asus Zenfone 5. Berbekal kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 12 megapiksel yang dilengkapi dengan aperture f/1.8 phase detection auto focus, ukuran piksel 1.4µm, 4-axis OIS, serta kamera sekunder 8 megapiksel yang mempunyai aperture f./2.0. Hasil fotonya memuaskan pada kondisi cahaya yang terang. Hasil foto bokeh dengan menyalakan fitur depth effect pun bisa dibilang cukup rapi. Sedangkan pada kondisi cahaya redup, kualitas fotonya sedikit menurun namun karenanya tetap memuaskan untuk smartphone di kelasnya.
Untuk kamera depannya sendiri, ponsel ini bisa menghasilkan foto dengan kualitas cukup prima untuk dibagikan ke media sosial. Hasil swafotonya cukup jernih dan juga bisa menghasilkan foto bokeh meskipun agak terasa artifisial lantaran hanya diolah oleh software.
Berikut yaitu beberapa hasil tangkapan dari kamera belakang Asus Zenfone 5. Semuanya memakai modus otomatis kecuali diberikan keterangan oleh penulis. Olah digital yang dilakukan hanyalah untuk mengubah ukuran dan kompresi ukuran file semoga lebih nyaman untuk dilihat oleh pembaca.
Kamera belakangnya bisa untuk menangkap gambar dengan modus depth effect dan wide, menyerupai ini hasilnya:
Baterai tanam berkapasitas 3.300 mAh menjadi jantung pada ponsel ini. Dengan contoh pemakaian ala penulis yang dominan online di media sosial, sering mendengarkan musik via Spotify, sesekali menonton via Netflix, dan sesekali bermain game (PUBG dan AoV), baterai tersebut tahan seharian dari waktu penulis bangkit (06.00, daya 100%) sampai waktu penulis akan pulang kantor (18.00, daya sisa 20%). Daya tahan ini bisa dibilang cukup baik, bila melihat kapasitas baterainya yang bisa dibilang tidak istimewa untuk standar baterai ketika ini. Jika daya tahan tersebut dirasa kurang memadai, ponsel ini juga mendukung fitur pengisian daya cepat lho. Saat memakai charger bawaannya, waktu pengisian daya dari 20% sampai 100% hanya memakan waktu lebih kurang 1 jam 20 menit saja.
Tidak ada gading yang tak retak, sebuah pepatah andalan yang berlaku untuk benda apapun. Termasuk untuk Asus Zenfone 5. Jujur, penulis kesulitan untuk menemukan kelemahan dari ponsel ini. Di kelas harganya resminya Rp4.299.000, susah rasanya bila ponsel ini tidak sanggup memenuhi ekspektasi dari penggunanya. Performanya kencang, kameranya handal, dan fiturnya pun lengkap. Jikalau harus dicari-cari kelemahannya, mungkin hanya di daya tahan baterai dan konfigurasi hybrid slot pada kartu SIM dan kartu microSD. Penulis beranda-andai, bila saja baterainya mempunyai daya 5.000mAh dan dedicated slot untuk kartu microSD menyerupai saudaranya (Asus Zenfone Max Pro M1), mungkin ponsel ini bisa menyandang status sebagai "unbeatable mainstream phone of the year". Selain itu, kelangkaan produk yang disebabkan oleh persoalan klasik (permintaan > penawaran) juga turut menambah kelemahan minor dari ponsel ini. Sebab selain langka, harga di pasaran pun menjadi naik cukup tinggi, sekitar 10-15%.
Dengan banyak sekali keunggulan yang dimiliki serta kelemahan yang sangat minor ini, Asus Zenfone 5 bisa dibilang pantas untuk kau perjuangkan. Jika nantinya stok serta harga dari ponsel ini menjadi normal, tidak ada alasan lagi bagi kau untuk tidak menentukan Zenfone 5 sebagai incaran utama. Bagaimana evaluasi penulis untuk Asus Zenfone 5? Cek skornya di bawah ini!
Untuk kamera depannya sendiri, ponsel ini bisa menghasilkan foto dengan kualitas cukup prima untuk dibagikan ke media sosial. Hasil swafotonya cukup jernih dan juga bisa menghasilkan foto bokeh meskipun agak terasa artifisial lantaran hanya diolah oleh software.
Berikut yaitu beberapa hasil tangkapan dari kamera belakang Asus Zenfone 5. Semuanya memakai modus otomatis kecuali diberikan keterangan oleh penulis. Olah digital yang dilakukan hanyalah untuk mengubah ukuran dan kompresi ukuran file semoga lebih nyaman untuk dilihat oleh pembaca.
Siang - Outdoor - Auto HDR
Indoor - Auto HDR
Malam - Auto HDR
Normal Auto HDR
Depth Effect
Normal Auto HDR
Wide Auto HDR
Penasaran dengan hasil foto kamera depannya? Ini dia...
Ketika menyalakan modus depth effect, entah kenapa warnanya jadi overexposure. Mungkin ini hanyalah bug yang bisa ditumpas dengan firmware update.
Sebagai bonus, penulis akan menambahkan beberapa foto sore hari ketika langit senja.
Tidak ada gading yang tak retak, sebuah pepatah andalan yang berlaku untuk benda apapun. Termasuk untuk Asus Zenfone 5. Jujur, penulis kesulitan untuk menemukan kelemahan dari ponsel ini. Di kelas harganya resminya Rp4.299.000, susah rasanya bila ponsel ini tidak sanggup memenuhi ekspektasi dari penggunanya. Performanya kencang, kameranya handal, dan fiturnya pun lengkap. Jikalau harus dicari-cari kelemahannya, mungkin hanya di daya tahan baterai dan konfigurasi hybrid slot pada kartu SIM dan kartu microSD. Penulis beranda-andai, bila saja baterainya mempunyai daya 5.000mAh dan dedicated slot untuk kartu microSD menyerupai saudaranya (Asus Zenfone Max Pro M1), mungkin ponsel ini bisa menyandang status sebagai "unbeatable mainstream phone of the year". Selain itu, kelangkaan produk yang disebabkan oleh persoalan klasik (permintaan > penawaran) juga turut menambah kelemahan minor dari ponsel ini. Sebab selain langka, harga di pasaran pun menjadi naik cukup tinggi, sekitar 10-15%.
Storage awal Asus Zenfone 5 |
Penggunaan memory RAM Asus Zenfone 5 |
Sensor Asus Zenfone 5 |
Dengan banyak sekali keunggulan yang dimiliki serta kelemahan yang sangat minor ini, Asus Zenfone 5 bisa dibilang pantas untuk kau perjuangkan. Jika nantinya stok serta harga dari ponsel ini menjadi normal, tidak ada alasan lagi bagi kau untuk tidak menentukan Zenfone 5 sebagai incaran utama. Bagaimana evaluasi penulis untuk Asus Zenfone 5? Cek skornya di bawah ini!
Desain | 5 |
Performa | 5 |
Kamera | 5 |
Baterai | 4 |
Harga | 5 |
Total | 4.8 |
Baca juga: Review Asus Zenfone Max Pro M1: Ponsel Gaming yang Serba Bisa!
Untuk spesifikasi teknis dari Asus Zenfone 5 yang diulas oleh penulis bisa kau lihat pada tabel di bawah ini.
Untuk spesifikasi teknis dari Asus Zenfone 5 yang diulas oleh penulis bisa kau lihat pada tabel di bawah ini.
Layar | 6,2 inci dengan resolusi 1.080 x 2.246 piksel, rasio 19:9, 96% NTSC color gamut, DCI-P3, Corning Gorilla Glass, IPS LCD. |
Ukuran (Panjang x Lebar x Tebal) dan Bobot | 153 x 75,6 x 7,7 mm, 155 g. |
Prosesor | Qualcomm Snapdragon 636 dengan prosesor octa-core (8 x 1,8GHz Kryo 260). |
GPU | Adreno 508. |
RAM | 4GB. |
Internal Storage | 64GB. |
External Storage | MicroSD sampai kapasitas 2TB, slot menjadi satu dengan kartu SIM kedua. |
Kamera Belakang | Kamera ganda dengan konfigurasi: Kamera utama: 12 megapiksel dengan aperture f/1.8, ukuran piksel 1.4µm,optical image stabilization, electronic image stabilization, dual pixel autofocus, dan lampu kilat LED ganda. Kamera sekunder: 8 megapiksel dengan aperture f/2.0, sudut lebar 120 derajat. |
Kamera Depan | 8 megapiksel dengan aperture f/2.0 dan screen flash. |
Konektivitas | GSM, HSDPA, 4G LTE, WiFi 802.11 a/b/g/n/ac, Bluetooth 5.0, GPS, GLONASS, BDS, USB Type-C 1.0. |
Baterai | 3.300mAh dengan fast charging. |
Sistem Operasi | Android 8.0 dengan antarmuka ZenUI 5.0. |