Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Model jigsaw dikembangkan menurut metode yang dikembangkan oleh Aronson dan koleganya. Kelompok berguru dibagi dalam dua kategori, yakni kelompok jago (expert group) dan kelompok asal (home group).
Guru menunjukkan permasalahan pada kelompok asal, kemudian penerima didik dipecah ke dalam kelompok ahli. Pembagian kelompok mengikuti contoh sebagai berikut.
Materi pembelajaran dibagi menjadi beberapa belahan dan masing-masing dipelajari oleh kelompok ahli. Anggota kelompok tim jago harus memahami materi yang didiskusikan biar sanggup menjelaskan materi tersebut di kelompok asal. Setelah memahami materi untuk waktu yang ditentukan, penerima didik kembali ke kelompok asal. Masing-masing anggota kelompok asal secara bergantian menjelaskan materi yang telah dibahas di kelompok ahli. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab terhadap penguasaan anggota kelompok lainnya untuk menghadapi penilaian yang diberikan oleh guru atau menuntaskan permasalahan yang diberikan.

Berikut yaitu mekanisme pembelajarannya.
1) Siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim yang terdiri atas beberapa siswa
2) Tiap orang dalam tim diberi belahan materi yang berbeda
3) Tiap belahan dalam tim diberi belahan materi yang ditugaskan
4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok gres (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab.
5) Setelah simpulan diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka wacana subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6) Tiap tim jago mempresentasikan hasil diskusi
7) Guru memberi evaluasi
8) Penutup


Pembagian anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW ditentukan menurut kemampuan penerima didik yang sanggup dievaluasi melalui tes awal. Setiap kelompok terdiri dari komunitas yang heterogen baik dari segi kemampuan akademik, jenis kelamin, suku, dan lainnya. Hasil tes awal juga dipakai untuk mengukur skor perkembangan individu serta tunjangan anggota kelompok terhadap kemajuan kelompok. Kemajuan kelompok dihitung menurut rata-rata perkembangan skor individu dari setiap anggota kelompoknya. Tiap anggota tim mempunyai tanggung jawab dalam mempelajari materi ajar, kemudian setiap anggota tim saling membantu untuk menguasai materi didik melalui tanya jawab atau diskusi di antara sesama anggota tim. Peserta didik menerima nilai langsung dan nilai kelompok. Tim bekerja sama dan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi tes. Setiap anggota kelompok menyumbangkan poin di atas nilai rata-rata mereka sendiri. Ini berarti setiap penerima didik, terpelajar ataupun lamban, mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kontribusi.

Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Baca Juga
a. Model Pembelajaran Kooperatif
b. Student teams-achievement divisions (STAD)
c. Teams-Games-Tournament (TGT)
d. Investigasi Berkelompok (Group Investigation)