Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Excellent / Unggul



A.    Pendahuluan
Kualitas insan Indonesia rendah telah menjadi isu rutin.Setiap keluar laporan Human Development Index, posisi kualitas SDM kita selalu berada di bawah. Salah satu penyebab dan sekaligus kunci utama rendahnya kualitas insan Indonesia ialah kualitas pendidikan yang rendah. Kualitas sosial-ekonomi dan kualitas gizi-kesehatan yang tinggi tidak akan sanggup bertahan tanpa adanya insan yang mempunyai pendidikan berkualitas.
Negera berjuang keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan banyak sekali cara, namun akhirnya belum memuaskan. Kini upaya meningkatkan kualitas pendidikan ditempuh dengan membuka sekolah-sekolah unggulan, Sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM.
Sekolah unggulan diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul yang amat mempunyai kegunaan untuk membangun bangsa.Tak sanggup dipungkiri setiap orang bau tanah menginginkan anaknya menjadi insan unggul.Hal ini sanggup dilihat dari trend masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah unggulan.Setiap tahun pemikiran gres sekolah-sekolah unggulan dibanjiri calon siswa, sebab adanya keyakinan bisa melahirkan manusia-masnusia unggul.
Apabila abjad unggul ini menjadi budaya sekolah, maka pada gilirannya bisa mengkontruksi mentalitas komunitas sekolah untuk bekerja keras, disiplin, professional, akuntabel, dan mandiri. Konstruksi mentalitas unggul menyerupai ini selaras dengan napas otonomi dan kebijakan desentrasi pendidikan yangmemberi peluang kepada para pengelola sekolah untuk  melaksanakan gerakan inovatif dalam rangka memberdayakan diri dan komunitasnya secara kreatif dan dinamis sesuai dengan kondisi dan nilai-nilai lokal, nasional, dan perkembangan global.
Terobosan dan  inovasi ini diharapkan untuk menanggapi kebutuhan penerima didik sekolah yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa sekaligusmengeliminasi taktik pendidikan massal sebagaimana yang terjadi selama ini yang mengatakan perlakuan dan pelayanan yang sama kepada semua penerima didik tanpa memperhatikan perbedaan kecakapan, minat, dan bakatnya.
B.     Definisi
Adapun pengertian unggul dalam Kamus Bahsa Inggris dikenal dengan EXCELLENT. [1] Sementara dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan unggul ialah lebih tinggi, pandai, kuat, dan sebagainya daripada yang lain; terbaik; terutama. Sedangkan Keunggulan artinya keadaan unggul; kecakapan, kebaikan dan sebagainya yang lebih dari pada yang lain. [2]
Secara definitive sekolah unggul merupakan alternative dalam pendidikan yang menekankan kepada kemandiriaan dan kreatif sekolah yang memfokuskan pada perbaikan proses pendidikan. Konsep ini   menekankan pentingnya pemimpin tangguh dalam mengelola sekolah.
Sekolah unggul memakai taktik peningkatan budaya mutu, taktik pengembangan kesempatan belajar, taktik memelihara kendali mutu (quality control), taktik penggunaan kekuasaan, pengetahuan dan informasi secara efisien.[3]
Sekolah unggul ialah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan yang dihasilkan (out put) dari pendidikannya. hal ini berarti bahwa sekolah unggul dikembangkan sebagaimana sekolah-sekolah konvensional lain yang telah berkembang selama ini dengan mengatakan perlakuan yang standar kepada semua penerima didik.[4]
Departeman pendidikan dan kebudayaan mendefenisikan sekolah uggulan sebagai sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya, sehingga untuk mencapai keunggulan (high achievement) tersebut maka masukan (input atau intake) contohnya guru dan tenaga pendidikan, menejemen, layanan pendidikan, sarana penunjang sertaprogram pendidikan diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
jadi berdasarkan beberapa definisi diatas bahwa sekolah unggulan merupakan sebuah lembaga yang menekankan bagaimana sanggup menghasilkan sebuah lulusan yang berkualitas dalam banyak sekali asfek keilmuan.
Di samping itu sekolah juga mengatakan perlakuan kepada siswa berkemampuan biasa semoga sanggup mencapai prestasi maksimal.
Dimensi keunggulan sekolah unggul mengandung dua unsur utama yaitu:
  1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang lebih fungsional dalam kehidupan penerima didik. 
  2. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan daya nalar, kemampuan meningkatkan kualitas kepribadiannya, kemampuan menyebarkan potensi dan prestasi.
Di negara maju menyerupai Amerika Serikat sekolah unggulan didefenisikan sebagai sekolah yang bisa memproses siswa bermutu rendah waktu masuk sekolah tersebut (input rendah), menjadi lulusan yang bermutu tinggi (Moedjiarto, 2001). [5]
Tim peneliti dari Seattle Public School, Washington (dalam Moedjiarto, 2001) mendefinisikan sekolah unggul sebagai sekolah yang seluruh siswanya memenuhi persyaratan berikut:
  1. Menguasai (mastery) keterampilanketerampilan dasar.
  2. Berusaha meraih prestasi akademik semaksimal mungkin (academic excellence) pada semua mata pelajaran.
  3. Menunjukan keberhasilan melalui penilaian yang sistematis untuk mengetahui apakah tujuan instruksional telah tercapai, dengan eveluasi   terhadap   belajar siswa.
C.    Konseptualisasi Sekolah Unggulan
Sekolah unggul ialah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan yang dihasilkan (out put) dari pendidikannya. hal ini berarti bahwa sekolah unggul dikembangkan sebagaimana sekolah-sekolah konvensional lain yang telah berkembang selama ini dengan mengatakan perlakuan yang standar kepada semua penerima didik.[6]
Secara konseptual sekolah unggul dikelompokkan menjadi dua konsep sekolah yaitu :
Pertama, sekolah unggulan parsial versus sekolah unggulan total. Untuk sekolah unggulan parsial versus sekolah unggulan total ialah sekolah keunggulan pada komponen-komponen tertentu.
Kedua, sekolah unggulan total ialah sekolah dengan keunggulan pada semua komponen atau aspek, ada pandangan masyarakat pendidikan dan masyarakat umum bahwa sekolah sanggup dikatakan unggulan bilamana bisa menghasilkan lulusan dengan nilai UAN atau transkip nilai yang tinggi melalui proses pembelajaran yang baik. Dalam perspektif teoritik keunggulan tersebut dinamakan dengan keunggulan mutio dimensional.[7]
Sekolah unggul diselenggarakan sebab ada beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan.
2.      Untuk melaksanakan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat agraris ke masyarakat modern, menuju ke masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya insan (SDM).
3.      Persaingan global yang semakin ketat. yaitu bagaimana meningkatkan daya saing Bangsa dalam menghasilkan karya-karya yang bermutu dan bisa bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
4.      Munculnya kolonialisme gres di bidang iptek dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi. Ketergantungan Bangsa kita pada Bangsa lain merupakan suatu bentuk kolonialisme gres yang menjadi semacam virtual enemy yag telah masuk ke seluruh pelosok dunia ini. Semua tantangan ini menuntut SDM Indonesia semoga meningkatkan serta memperluas pengetahuan dan wawasan keunggulan, keahlian yang profesional, ketrampilan dan kualitasnya.[8]

D.    Kriteria Madrasah Unggulan
Program unggulan di lembaga-lembaga pendidikan Islam unggulan meliputi beberapa kriteria sebagai berikut :
1.      Pendidikan dan Kurikulum yang Berdiferensiasi
Untuk melayani kebutuhan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi yaitu yang mengatakan pengalaman pendidikan dengan diubahsuaikan minat, talenta dan kemampuan intelektual siswa. Keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan pembelajaran terlalu gampang dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil.
Istilah “diferensiasi” dalam pengertian kurikulum berdiferensiasi menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang talenta tertentu.[9] Kurikulum berdiferensiasi ialah sebuah kurikulum yang dirancang secara khusus untuk melayani bawah umur berbakat unggul dengan acara pendidikan yang dipercepat, diperluas dan diperdalam yang memberi keleluasaan gerak pada anak berbakat unggul untuk berguru sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan masing-masing.
Walaupun kurikulumnya berbeda dengan sekolah reguler, akan tetapi didalamnya tidak melepaskan standard isi sebagaimana yang di isyaratkan oleh undang-undang. Penambahan   hanya dilakukan pada poin-poin yang perlu untuk dilakukan penekanan.
2.      Pembelajaran Unggul
Pembelajaran unggul ialah proses pembelajaran yang menciptakan bawah umur senang, betah dan nikmat belajar. Proses pembelajaran unggul ialah proses yang sanggup memunculkan kegiatan berguru mengajar yang menggairahkan dan bukan menyiksa anak-anak. Pembelajaran disebut unggul kalau bisa memproses anakdidik siapapun dia, menjadi manusia-manusia yang siap melanjutkan pembangunan bangsa. Atau insan manusia yang mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran sebagaimana yang ingin dicapai oleh Bangsa dan Negara.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran unggul hendaknya memakai taktik pembelajaran yang paling optimal sesuai dengan karakteristik  kondisional yang tersedia untuk pembelajaran itu. Makara keunggulan dalam suatu pembelajaran dilihat dari ketepatan taktik yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diubahsuaikan dengan kondisi yang ada.
Pembelajaran unggul sanggup dipastikan biaya pengelolaanya mahal. Karena pembelajaran disebut unggul apabila bisa mengatakan pelayanan yang sangat baik kepada setiap siswanya. Adapun pembelajaran unggul berdasarkan konsep keunggulan taman siswa ialah pembelajaran yang memproduksi lulusannya menjadi insan berkualitas unggul; yaitu para lulusan yang bisa dan sanggup menguasai pengetahuan, ilmu dan teknologi, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.      Kelas Unggulan
Kelas unggulan ialah sejumlah siswa yang sebab prestasinya menonjol dikelompokan dalam satu kelas khusus. Sistem pelaksanaan pembelajaranya dengan menerapkan kurikulum plus ditambah pendalaman materi yang sanggup menambaha terhadap keilmuan siswa. Misalkan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris  dan beberapa ekstra kurikuler untuk menyebarkan minat, talenta dan kemampuan para siswa. Pembelajaran unggul dikelas unggulan bertujuan :
a)      mempersiapkan siswa yang cerdas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai budi pekerti yang luhur, mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani.
b)      memberi kesempatan kepada siswa yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata normal untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa.
c)      memberikan kesempatan kepada siswa semoga lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang diharapkan sesuai dengan perkembangan pembangunan.
d)      memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik.
e)      mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa yang unggul sesuai dengan perkembangan mental siswa.

E.     Unsur-Unsur Sekolah Unggulan

1.      Kepemimpinan kepala sekolah yang professional.
Kepala sekolah seharusnya mempunyai kemampuan dan pemahamana yang menonjol. Dari beberapa peneltian, tidak didapati sekolah maju namun dengan kepala sekolah yang bermutu rendah.
2.      Guru-guru yang tangguh dan professional.
Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah sebab berhadapan eksklusif dengan siswa. guru yang professional bisa mewujudkan harapan-harapan orang bau tanah dan kepal sekolah dalam kegiatan sehari-hari di dalam kelas.
3.      Memiliki tujuan pencapaian filosofi yang jelas.
Tujuan filisofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi seluruh kegiatan sekolah. Tidak hanya itu, Visi dan Misi sanggup dicerna dan dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah.
4.      Lingkungan yang aman untuk pembelajaran.
Lingkungan yang aman bukanlah hanya ruang kelas dengan banyak sekali fasilitas mewah, lingkungan tersebut bisa berada di manapun selama lingkungan tersebut sanggup mengatakan dimensi pemahaman berguru secara menyeluruh bagi siswa.
5.      Jaringan organisasi yang baik dan solid.
Baik itu organisasi guru, orang bau tanah akan menambah wawasan dan kemampuan tiap anggotanya untuk berguru dan berkembang, serta perlu adanya obrolan antar organisasi tersebut. Misalnya orang bau tanah murid dengan lembaga guru dalam menjelaskan cita-cita dari guru dan kenyataan yang dialami guru di kelas.
6.      Kurikulum yang jelas.
Permasalahan di Indonesia ialah kurikulum yang sentralistik dimana Diknasmembuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional. Dengan hanya memuat 20% muatan lokal mengakibatkan potensi tempat dan kemampuan mengajar guru dan berguru siswa terpasung. Selain itu pola penilaian yang juga sentralistik mengakibatkan tempat semakin karam dalam kekayaan potensi dan budayanya.
Sebaiknya kemampuan menciptakan dan menyebarkan kurikulum diubahsuaikan di tiap tempat bahkan sekolah. Pusat hanya menciptakan kisi-kisi materi yang akan diujikan secara nasional. Sedang pada pelaksanaan pembelajaran diserahkan kepada tempat dan tiap sekolah menyusun kurikulum dan sasaran pencapaian pembelajaran sendiri.
Diharapkan akan muncul sekolah unggulan dari tiap tempat sebab mempunyai corak dan pencapaian sesuai dengan potensinya. Seperti contohnya sekolah di Kalimantan mempunyai corak dan sasaran pencapaian bisa mengolah hasil hutan dan tambang, juga potensi seni dan budaya bisa dihasilkan sekolah-sekolah di Bali, dan juga lulusan dari pulau Madura bisa mengolah garam yang berkualitas.
7.      Evaluasi berguru yang baik.
Evaluasi yang baik ialah berdasarkan contoh patokan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai. Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan sanggup teridentivikasi dan sanggup terukur sasaran pencapaian pembelajaran sehingga penilaian berguru yang diadakan bisa mempetakan kemampuan siswa.
8.      Partisipasi orang bau tanah murid.
Didalam sekolah unggulan selalu melibatkan orang bau tanah dalam kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali ialah mengatakan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada dikala istirahat. Pada proses yang intensif, orang bau tanah dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang bau tanah mempunyai tanggung jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan pola pendidikan dirumah.[10]

F.     Potret Sekolah Unggulan
            Sekolah unggulan yang lahir belakangan, tentu berdasar pada penemuan kekinian dan sengaja dipersiapkan terhadap kebutuhan modernitas yang berkembang sangat pesat. Sebagai salah satu alternatif pendidikan kontemporer, sekolah unggulan berusaha menampilkan visi orientasi pendidikannya pada dataran realitas. Berbagai kemungkinan masa depan yang bakal terjadi, pendidikan unggulan mencoba memperlihatkan “nilai jual”, daripada “jual nilai” yang kehilangan realitasnya. Sekolah unggulan tentu saja mengadopsi dari beberapa sistem pendidikan.
Sampai sekarang, sekolah unggulan masih tergolong langka dan tidak semua orang sanggup ‘menyentuh’ model sekolah itu. Sekolah unggulan mencoba tampil beda dari yang lain. Sistem pendidikannya dikelola secara profesional dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadahi. Dari gedung sekolah hingga tempat pemondokan disediakan dengan sarana mewah. Alat-alat penunjang berguru tercukupi yang disediakan untuk anak didik. Bahkan lingkungannya pun menentukan pada dataran yang benar-benar alami yang jauh dari polusi udara dan limbah.
G.    Pengembangan Pendidikan Islam
Strategi pengembangan madrasah unggulan ialah suatu upaya perencanaan dan pengelolaan suatu madrasah yang berfungsi untuk mengarahkan dan menyebarkan madrasah dalam mencapai tujuan pendidikanya. Berikut beberapa hal yang perlu dikembangkan.
1.      Pengembangan Manajemen Madrasah
Dalam rangka antisipasi kecenderungan masa depan madrasah yang akan berkompetisi dengan lembaga lain, maka administrasi madrasah harus ditata ulang. Manajamen yang selama ini lebih mengandalkan faktor intuisi dan pengalaman, harus diganti dengan administrasi modern, sebagaimana yang dirokemendasikan oleh Balitbang Depag RI (2001), yaitu Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) atau sering disebut School Based Management (SBM).
MBM merupakan institusi sosial yang mengandung makna kewenangan pengambilan keputusan dilihat dari perspektif tugas madrasah yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, MBM sering dikatakan suatu upaya memposisikan kembali tugas madrasah yang sesungguhnya. MBM mengatakan peluang mengakomodasikan pihak-pihak berkepentingan untuk berkontribusi secara positif terhadap peningkatan kinerja madrasah, yang terefleksikan dalam perumusan visi, misi, tujuan serta program-program prioritas madrasah yang disusun secara kolaboratif.[11]
2.      Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum madrasah ke depan ditandai dengan banyak sekali ciri yang secara keseluruhan merupakan upaya penyempurnaan terhadap kelemahan-kelemahan yang dijumpai dalam kurikulum sebelumnya. Di antara ciri tersebut perlu mendapat catatan penting ialah kurikulum madrasah terdiri dari kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang diubahsuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.
Dengan ketentuan tersebut, berarti kurikulum yang berlaku secara nasional ialah kurikulum minimal yang harus disampaikan kepada siswa. Madrasah sepenuhnya sanggup mengembangkan, menjabarkan, bahkan menambah materi kajian atau mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, ciri khas agama Islam pada madrasah yang secara kurikuler hanya mendapat alokasi jam pelajaran yang terbatas melalui lima mata pelajaran, dalam pelaksanaannya di lapangan sangat memungkinkan untuk ditambah dan diperkuat, lebih-lebih oleh madrasah yang berada di lingkungan pondok pesantren.[12]
3.      Pengembangan Layanan kepada Siswa
Dalam setiap kelas, prestasi berguru siswa sanggup dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu kelompok siswa berkemampuan cepat, kelompok anak didik berkemampuan normal dan kelompok siswa berkemampuan lamban (di bawah rata-rata). Kecenderungan pembelajaran selama ini ialah guru lebih banyak berkonsentrasi pada kelompok cepat saja, sehingga siswa dari kelompok lambat agak terabaikan, atau bila guru memperhatikan siswa dari kelompok lambat, maka siswa kelompok cepat akan terhambat kecepatan belajarnya. Berdasarkan kenyataan ini, maka madrasah diupayakan memberi pelayanan pendidikan yang berorientasi pada kemampuan siswa secara individu.
4.      Pengembangan Lingkungan Belajar
Salah satu unsur penting dalam menumbuhkembangkan potensi siswa ialah bagaimana menata lingkungan semoga berguru benar-benar merupakan kegiatan yang menggairahkan. Lingkungan berguru bagaimanapun penataannya, haruslah dimaksudkan untuk siswa semoga bahagia belajar.
Salah satu karakteristik dari penataan lingkungan menyerupai ini ialah keterlibatan siswa sebagai subyek yang belajar. Pemikiran ini dijadikan titik tolak untuk mencari tanggapan atas pertanyaan apa yang harus disediakan dalam lingkungan semoga anak terdorong untuk terlibat dalam insiden belajar. Jawaban atas pertanyaan ini akan membawa implikasi yang luas, sebab terkandung suatu pemikiran pembaharuan tentang, bagaimana memperlakukan siswa sebagai subyek belajar, bukan sekadar obyek belajar, dan apa yang harus disediakan untuk siswa semoga terjadi insiden berguru dalam dirinya.[13]
5.      Pengembangan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana maksudnya ialah semua perangkat, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang dipakai dan sanggup mendukung proses pendidikan dan pembelajaran. Sarana misalnya: media pendidikan (buku, kamus, alat-alat praktik, media audio, mediao visual, dan media audio visual. Sedang prasarana meliputi: bangunan madrasah, berupa gedung, perpustakaan, laboratorium, bengkel dan perabot madrasah serta banyak sekali hal yang dekat hubungannya dengan mutu madrasah.[14]

H.    Kesimpulan
Dari pemaparan di atas sanggup penulis simpulkan bahwa Sekolah unggulan diartikan sebagai sekolah bermutu yang didalamnya tersirat harapan-harapan besar dari orang bau tanah siswa, pemerintah, masyarakat, dan bahkan siswa itu sendiri, sejauh mana output sekolah itu mempunyai kemampuan intelektual, susila dan ketrampilan yang sanggup mempunyai kegunaan bagi masyarakat.
Sekolah unggulan terlahir dalam rangka menjawab tantangan dunia masa kini, dimana perkembangan dalam banyak sekali aspek kehidupan begitu pesat. Sehingga kita sebagai insan yang terlibat dalam dunia pendidikan harus bisa berbenah diri, semoga pendidikan kita bisa maju dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
Ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan untuk menjadi sekolah unggulan, yaitu diantaranya : kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan lingkungan belajar.



DAFTAR PUSTAKA

Bafadal Ibrahim Dr. Strategi Membangun Sekolah Unggulan di Era OTODA. 2002.
Echols M John. dan Shadily Hasan. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: P.T Gramedia, 1992.
Fattah,Nanang. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah. Bandung: Bani Quraisy, 2004.
Maimun Agus, Agus Zainul Fitri. Madrasah Unggulan. Malang : UIN, Maliki Press, 2010.
Moedjiarto. Sekolah Unngul. Surabaya : Duta Graha Pustaka, 2001.
Salim Peter dan Salim Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press, 1991.
Semiawan. Prespektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo, 1996.
Sidi Djati Indra. Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001.
Surtiah.  Pengembangan Potensi Anak Didik di Madrasah.  Malang: STAIN, Makalah Pelatihan,1999.
Tim Penyusun. Sistem Penyelenggaraan Sekolah Unggul. Jakarta: Depdikbud RI, 1993.
Puslitbang. Pendidikan Agama dan Keagamaan. Jakarta : Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan RI, 2001.