Pembelajaran Pribadi (Direct Intruction)
A. PENDAHULUAN
Dalam implementasi kurikulum, model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipisahkan, lantaran suatu model tertentu yang dipakai dalam implementasikan kurikulum membawa implikasi terhadap penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran tertentu pula.
Salah satu komponen penting dalam kurikulum pembelajaran ialah model pembelajaran. Karena melalui model pembelajaran guru sanggup membantu penerima didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan kegiatan berguru mengajar.
Menurut Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran berarti pula ialah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Pola urutan dari macam-macam model pengajaran mempunyai komponen yang sama. Salah satu dari model pembelajaran ialah model pembelajaran langsung.[1]
Model pengajaran pribadi ialah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses berguru siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang sanggup diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Kita sering mendengar atau membaca bahkan memakai istilah model pembelajaran langsung, akan tetapi dalam prakteknya, model pembelajaran yang dipakai tidak sesuai dengan teorinya. Hal ini sanggup disebabkan lantaran kurang pahamnya guru dalam mempelajari model pembelajaran langsung. Untuk itulah dalam makalah ini akan dijelaskan wacana model pembelajaran pribadi mencakup pengertian, unsur-unsur pembelajaran langsung, tahap-tahap pembelajaran langsung, kelebihan dan kekurangan pembelajaran pribadi dan contoh aplikasi pembelajaran langsung
B. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
Menurut Arend, Model pembelajaran pribadi ialah Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses berguru siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang sanggup diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.[2] Pengetahuan prosedural ialah pengetahuan wacana bagaimana melaksanakan sesuatu. Dan pengetahuan deklaratif ialah pengetahuan wacana sesuatu sanggup berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.[3]
Ada beberapa istilah lain yang dipakai untuk menggambarkan model pembelajaran pribadi diantaranya ialah active teaching (pengajaran aktiv) dengan tokohnya Good dan Grows (1983) yang melaksanakan progam Missouri Mathematics Effektiveness Study, dimana dalam studi ini 40 orang guru dibagi menjadi 2 kelompok. Salah satu kelompok mendapat latihan active teaching sementara kelompok lainnya terus mengajar ibarat sebelumnya. Studi ini menemukan bahwa siswa dari kelompok pertama mendapat skor lebih tinggi dalam tes prestasi dan muridnya terlibat aktiv di kelas dibanding siswa murid kelompok kedua.[4] Disebut pembelajaran aktiv lantaran dalam model ini siswa diharapkan dan dituntut untuk aktiv dalam pembelajaran terutama pada fase latihan terbimbing dan latihan mandiri. Kemampuan siswa dalam fase ini menentukan keberhasilan hasil berguru siswa.
Model pembelajaran pribadi juga disebut dengan Explicit Instruction. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Rosenshine dan Steven pada tahun 1986. Explicit instruction menekankan taktik demonstrasi oleh guru, taktik latihan terpadu, dan praktek berdikari atau penerapan taktik belajar. Explicit Instruction berdasarkan Kardi sanggup berbentuk “ceramah, demonstrasi, training atau praktik, dan kerja kelompok ” Explicit Instruction”digunakan untuk memberikan pelajaran yang ditransformasikan pribadi oleh guru kepada siswa.[5] Dalam model ini kejelasan intruksi guru kepada siswa sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Begitu pula keseriusan siswa dalam mendemonstrasikan materi turut andil mempengarui.
Termasuk model pembelajaran pribadi ialah Mastery teaching yaitu taktik pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud semoga siswa sanggup menguasai materi pelajaran secara optimal. Model ini merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).[6] Dikatakan demikian, lantaran guru memegang kiprah yang sangat dominan. Melalui model ini guru memberikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan cita-cita materi pelajaran yang disampaikan itu sanggup dikuasai siswa dengan baik.
Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu menghendaki semoga siswa-siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka sanggup melaksanakan suatu kegiatan dan melaksanakan segala sesuatu dengan berhasil.
Jadi, model pembelajaran Langsung (Direct Intruction) juga dikenal dengan Istilah lain yang sering dipergunakan ialah, ceramah, pengajaran aktif (active Teaching), mastery teaching, dan explicit instruction.[7] Dalam model Pengajaran pribadi juga dikenal dengan sebutan whole Class Teaching ( pengajaran seluruh kelas), yaitu mengacu pada gaya mengajar dimana dimana guru terlibat aktiv mengusung isi pelajaran kepada muridnya dengan mengajarkan secara pribadi kepada seluruh kelas.[8]
C. LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN LANGSUNG
Pemikiran fundamental dari model pembelajaran pribadi ialah bahwa siswa berguru dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laris guru. Atas dasar pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pembelajaran pribadi ialah menghindari penyampaian yang terlalu kompleks.
Diantara teori- teori berguru yang melandasi model pembelajaran Langsung adalah:
1. Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih abstrak diharapkan untuk mencernakan gagasan- gasan dalam aneka macam mata pelajaran akademik.[9] Piaget meyakini bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubbahan perkembanagn penerima didik.
Dalam pembelajaran pribadi guru menjelaskan materi dan melaksanakan training terbimbing serta menawarkan kesempatan siswa untuk mengadakan training berdikari sehingga siswa sanggup menemukan pengalaman- pengalaman nyata wacana suatu materi tertentu.
2. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori berguru sosial yang digagas Albert Bandura. Menurut Bandura sbagian besar manusi berguru melalui pengamatan secara selektiv dan mengingat tingkah laris orang lain.[10]
Seorang berguru berdasarkan Teori ini, dilakukan dengan mengamati tingkah laris orang lain ( model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman gres dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan jalan ini menawarkan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laris yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran pribadi pada fase kedua guru mendemonstrasikan pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman pembelajaran yang benar dan pada fase kedua pengalaman yang telah diperoleh dipraktekkan siswa, meskipun tetap dalam pengawasan guru.
D. TAHAP-TAHAP PEMBELAJARAN LANGSUNG
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran ialah adanya sintaks atau tahapan-tahapan pembelajaran yang harus diperhatikan guru. Adapun Tahapan atau sintaks model pembelajaran pribadi berdasarkan Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:[11]
Tahap Pertama : Orientation (Orientasi). Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jikalau guru menawarkan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi sanggup berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) menawarkan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan dipakai dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
Tahap Kedua: Presentation (Presentasi). Pada fase ini guru sanggup menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi sanggup berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi sanggup dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) tunjangan contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau klarifikasi langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Tahap Ketiga : Structured Practice (Latihan terstruktur). Pada fase ini guru memandu siswa untuk melaksanakan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini ialah menawarkan umpan balik terhadap respon siswa dan menawarkan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
Tahap keempat: Guided Practice (Latihan terbimbing). Pada fase ini guru menawarkan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga dipakai oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melaksanakan tugasnya. Pada fase ini kiprah guru ialah memonitor dan menawarkan bimbingan jikalau diperlukan.
Tahap Kelima: Independent Practice (Latihan mandiri). Pada fase ini siswa melaksanakan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini sanggup dilalui siswa jikalau telah menguasai tahap-tahap pengerjaan kiprah 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Sedangkan Borich mengemukakan sintak dalam pembelajaran pribadi ialah sebagai berikut:[12]
1. Reviu Harian
· Pengecekan pekerjaan yang lalu
· Pengarahan ulang
2. Penyajian materi baru
· Memberi pandangan umum
· Menjabarkan langkah khusus
3. Membimbing kegiatan siswa
· Memberikan penegasan
· Memberikan umpan balik khusus
· Mengecek pengertian
· Melanjutkan kegiatan
4. Memberikan koreksi dan umpan balik
· Memberi koreksi
· Memberi umpan balik
5. Memberi latihan Bebas
6. Reviuw Mingguan dan Bulanan
Sejalan dengan Hal tersebut di atas, Soeparman Kardi dan M. Nur mengelompokkan sintake dalam pembelajaran pribadi ke dalam 5 Fase yaitu:[13]
Fase- Fase | Perilaku Guru |
Fase 1 Menyampaikan Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran serta mempersiapkan siswa | Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, informasi latar be;lakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar |
Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan/ keterampilan | Guru mendemonstraasikan pengetahuan / keterampilan yang benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap |
Fase 3 Membimbing Pelatihan | Guru merencanakan dan menawarkan bimbingan training awal |
Fase 4 Mengecek Pemahaman dan memberi Umpan Balik | Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melaksanakan kiprah dengan baik, serta menawarkan umpan balik |
Fase 5 Memberikan kesempatan untuk training lanjutan dan penerapan | Guru mempersiapkan kesempatan melaksanakan training lanjutan dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih komplek dalam kehidupan sehari-hari |
Penjelasan dari Tabel Fase dan kiprah guru dalam Pembelajaran Langsung di atas adalah:
a. Fase 1 = Memberitahukan Tujuan dan menyiapkan siswa
Kegiatan ini dilakukan untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran. (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
b. Fase 2 = Presentasi dan Demonstrasi
Ada dua pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa, Pertama, Pengetahuan Deklaratif yaitu guru mempresentasikan informasi kepada siswa, keberhasilannya terletak pada kemampuan guru dalam menawarkan informasi dengan terang dan spesifik kepada siswa.[14]
Kedua, Pengetahuan Prosedural yakni guru mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil. Dalam hal ini guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melaksanakan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponenya.[15]
c. Fase 3 = menyediakan latihan terbimbing
Prinsip-prinsip yang dipakai sebagai pola bagi guru dalam melaksanakan training terbimbing adalah:[16]
v Tugasi siswa melaksanakan latihan singkat, sederhana dan bermakna
v Berikan training hingga benar- benar menguasai konsep
v Guru harus berakal mengatur waktu selama pelatihan
v Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan
d. Fase 4 = Mengecek Pemahaman dan memberi Umpan balik
Pengecekan dan tunjangan umpan balik sanggup berupa pertanyaan kepada siswa dan siswa memberi jawaban. Kemudian guru merespon kembali balasan siswa tersebut. Cara lain ialah dengan tes verbal maupun tertulis.
Agar umpan balik lebih efektif, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan, yaitu: [17]
v Berikan umpan balik sesegera mungkin sesudah latihan
v Upayakan semoga umpan balik terang dan spesifik
v Konsentrasikan pada tingkah laris bukan maksud
v Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
v Berikan kebanggaan pada hasil yang baik
v Jika umpan balik negative, tunjukkan bagaimana melaksanakan yang benar
v Bantu siswa memusatkan perhatian pada “proses” bukan “hasil”
v Ajari siswa cara menawarkan umpan balik kepada diri sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya.
e. Fase 5 = menawarkan kesempatan untuk training lanjutan (mandiri) dan penerapannya
Latihan berdikari yang diberikan kepada siswa sebagai fase tamat pelajaran pengajaran pribadi ialah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah dan latihan berdikari sanggup dipakai untuk memperpanjang waktu belajar.[18]
Sebelum melaksanakan pembelajaran pribadi guru perlu merencanakan proses pembelajaran. Adapun tugas-tugas perencanaan guru ialah :[19]
a. Merumuskan Tujuan
Tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa yang spesifik, mengandung uraian yang terang wacana situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan).
b. Memilih Isi
Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan sepenuhnya materi ajar, disarankan semoga dalam menentukan materi asuh mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan buku asuh tertentu.[20]
c. Melakukan Analisis Tugas
Analisis kiprah ini ialah alat yang dipakai oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru.
d. Merencanakan Waktu dan Ruang
Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru:
· Memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan talenta dan kemampuan siswa
· Memotivasi siswa semoga mereka tetap melaksanakan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG
Menurut Sudrajat, model explicit instruction memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model explicit instruction :[21]
1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga sanggup mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat dipakai untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut sanggup diungkapkan.
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6. Dapat menjadi cara untuk memberikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang sanggup diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang sanggup merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
Sedangkan kelemahan model Direct instruction :
1. Model pembelajaran pribadi bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa mempunyai keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3. Karena siswa hanya mempunyai sedikit ksesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk menyebarkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan taktik pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa sanggup menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
Berdasarkan kutipan diatas, maka penggunaan model Direct instruction dalam proses pembelajaran sanggup berjalan dengan efektif dan tersktruktur dimana isi materi penuh disampaikan kepada anak didik dalam waktu yang relatif singkat dan guru yang memiliki persiapan yang matang dalam penyampaian pelajaran dapat menarik perhatian siswa. Namun tidak dipungkiri bahwa model Direct instruction memiliki kelemahan yaitu ruang untuk siswa aktif memang terlalu sempit yang berdampak tidak mengembangkan keterampilan sosial siswa. Walaupun Direct instruction memiliki kelemahan tidak menyebarkan keterampilan sosial siswa tetapi itu tidak menjadi penghalang karena guru akan berperan aktif dalam proses pengembangan diri setiap siswa untuk memperoleh hasil yang baik dengan memakai pembelajaran ini.
F. CONTOH APLIKASI PEMBELAJARAN LANGSUNG
Banyaknya model pembelajaran yang dikembangkan para pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran karena tidak semua model cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sifat bahan/materi ajar, 2) Kondisi siswa, 3) Ketersediaan sarana-prasarana belajar.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran langsung:
1. Menyampaikan tujuan danmempersiapkan siswa.
2. Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek dan menawarkan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Berpijak pada klarifikasi di atas, maka rumpun mata pelajaran yang sesuai untuk model pembelajaran pribadi ialah MIPA (matematika, Fisika, Kimia). Sedangkan pada Mata Pelajaran Agama Islam, maka Materi yang cocok dengan pembelajaran pribadi ini diantaranya:
§ Materi Sholat
§ Materi Taharah
§ Materi Wudlu dan Tayammum
§ Materi ibadah haji
§ Dan lain-lain
Contoh aplikasi Direct Teaching pada Pembelajaran Agama Islam materi Wudlu bagi siswa SD kelas 2
1. Fase Pertama, guru memberikan tujuan pembelajaran semoga siswa bisa menyebutkan tata cara berwudlu dan mempraktekkannya dengan benar. Pada tahap ini guru menawarkan deskripsi wacana pengertian wudlu, syarat sah dan syarat wajib berwudlu, rukun dan sunnah wudlu serta hal-hal yang membatalkan wudlu.
2. Fase Kedua, guru mendemonstrasikan cara berwudlu melalui tepuk wudlu dan praktek langsung
3. Fase Ketiga, guru membimbing dalam training berwudlu dengan menawarkan instruksi bertahap. Siswa mempraktekkan gerakan wudlu secara bersama- sama, tahap demi tahap sesuai intruksi guru. Guru memastikan gerakan siswa sempurna sesuai hukum yang benar.
4. Fase Keempat, guru mengecek pemahaman siswa dan memberi umpan balik wacana materi wudlu yang diberikan. Misalnya dengan menawarkan seatwork (latihan-latihan soal) atau workbook (lembar kerja) seputar materi wudlu. Cara lain dengan Tanya jawab sesuai materi.
5. Fase kelima, guru menawarkan kesempatan untuk training lanjutan dengan melalui kiprah rumah mengamati orang renta berwudlu setiap sebelum sholat dan menirunya.
PENUTUP
Model pembelajaran pribadi ialah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses berguru siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan mekanisme yang terstruktur dengan baik yang sanggup diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Adapun langkah atau sintaks dari pembelajaran pribadi adalah:
Fase 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Fase 2. Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Fase 3. Membimbing pelatihan.
Fase 4. Mengecek dan menawarkan umpan balik.
Fase 5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Pembelajaran pribadi mempunyai keunggulan namun disisi lain ada keterbatasan pada model ini. Diantaranya Relatif banyak materi yang bisa tersampaikan, dan Untuk hal-hal yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif gampang diikuti.
Pemikiran fundamental dari model pembelajaran pribadi ialah bahwa siswa berguru dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laris gu ru. Atas dasar pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pembelajaran pribadi ialah menghindari penyampaian yang terlalu kompleks
Diantara Kekurangan/kelemahan model pembelajaran pribadi ialah jikalau terlalu secara umum dikuasai pada ceramah, maka siswa merasa cepat bosan.
Sebagai guru, hendaknya kita mempelajari aneka macam macam model-model pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga kita sanggup mengaplikasikannya dalam pembelajaran yang akan kita alami kemudian hari. Model pembelajaran sangat penting lantaran sanggup mempengaruhi keberhasilan pengajaran bagi guru, dan berguru bagi siswa. Penggunaan model harus diadaptasi dengan keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, serta materi/kurikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bruce Joyce, Marsha Weil and Emily Calhoun, Models Of Teaching, (PHI Learning, tt
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2009
Kardi, Soeparman dan Mohammad Nur, Pengajaran Langsung, Surabaya: PSMS Unesa, 2004
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Rosda Karya, 2009
Muijs, Daniel dan David Reynold, Terj. Nelly Prajitno, Effective Teaching,Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
Prihatin, Eka, Guru Sebagai Fasilitator, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008
Sanjaya, Wina , Strategi Pembelajaran, (Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2008
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis. (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2011)
Trianto, Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007
Widianingsih, Dedeh, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2010